kami memiliki target khusus untuk mencapai rasio kewirausahaan yang lebih tinggi lewat pemberdayaan koperasi kepada UMKM

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan instansinya akan berupaya mendorong lahirnya lebih banyak wirausaha baru melalui koperasi di Indonesia.

Teten dalam keterangannya, Sabtu, menilai pertumbuhan kewirausahaan Indonesia mengalami stagnasi di angka 3,47 persen.

“Oleh karena itu, kami memiliki target khusus untuk mencapai rasio kewirausahaan yang lebih tinggi lewat pemberdayaan koperasi kepada UMKM,” katanya.

Baca juga: Inklusi keuangan digital di e-commerce meningkat selama pandemi

Teten meminta koperasi untuk hadir menjadi lembaga pembiayaan alternatif di luar perbankan agar memberikan pembiayaan murah dan mudah kepada pelaku UMKM.

Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Credit Union (CU) Pancur Kasih, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), misalnya, yang berdiri sejak 1987, layak diapresiasi. Apalagi kini KSP CU Pancur Kasih telah memberikan pembiayaan kepada sekitar 174.444 anggotanya dan memiliki aset hingga Rp2,6 triliun.

Baca juga: Teten Masduki ajak UMKM optimalkan teknologi digital

"Pembiayaan mikro sangat dibutuhkan. Sekarang ini masih banyak masyarakat membutuhkan pembiayaan mikro murah dan mudah. Di sini koperasi hadir," ucap Teten.

Dalam fokus utama kerja kementeriannya, sambung Teten, ada hal yang menjadi catatan. Pertama, mendorong usaha mikro yang sejenis misalnya pertanian, peternakan, atau warung kelontong untuk bersatu dalam koperasi agar mudah dalam hal pembiayaan maupun penggunaan teknologi.

“UMKM ini yang kecil-kecil kalau nggak dibantu mereka nggak kuat, malah bisa habis," katanya.

Baca juga: Menkop UKM ajak masyarakat beli produk lokal unggulan Jawa Barat

Termasuk penggunaan teknologi yang diterapkan lembaga-lembaga besar bisa dibantu dan diterapkan ke UMKM.

“Jangan UMKM kecil ini sendirian, harus dikonsolidasi paling tidak agar tak belajar sendiri tapi dibantu dengan keterlibatan semua pihak," pintanya.

KemenkopUKM, sambung Teten, telah bekerja sama dengan perusahaan pelat merah, PT BGR Logistics (Persero) dalam mengembangkan koperasi-koperasi pangan, agar BGR menjadi agregator, pendamping, sekaligus offtaker produk-produk UMKM.

Selanjutnya catatan Teten yang kedua mengenai target kewirausahaan. Ia diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi pertumbuhan kewirausahaan Indonesia yang mengalami stagnasi di angka 3,47 persen, di mana sebanyak 98 persen kewirausahaan masih didominasi usaha mikro yang pendapatannya di bawah UMR. Angka tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan Singapura, yang jumlah wirausahanya mencapai 8,5 persen, maupun Malaysia dan Thailand masing-masing di angka 4,5 persen.

"Strategi besarnya bukan nambah ultra mikro makin banyak, tapi harus didorong usaha mikro ini naik, yang kecil dan menengah makin besar. Sektor formal diperbesar sehingga penyerapannya ke mikro akan lebih besar lagi," imbuhnya.

Target besarnya, lanjut Teten, di 2045 Indonesia menjadi negara terbesar keempat. Untuk mewujudkan itu, jumlah wirausaha harus didorong.

“Syaratnya itu, minimal jumlah wirausaha kita empat persen dari jumlah penduduk. Selain itu, kami juga diminta menaikkan porsi kredit perbankan yang saat ini di kisaran 19 persen menjadi jauh lebih besar lagi," katanya.

Ketua Pengurus KSP CU Pancur Kasih, Gabriel Marto mengatakan, pihaknya ke depan akan tetap fokus pada pembiayaan simpan pinjam bagi para anggotanya yang merupakan pelaku usaha di berbagai sektor produktif, mulai dari pertanian hingga perdagangan.

Saat ini seluruh pengelolaan KSP Pancur Kasih telah bertransformasi ke arah digital. Salah satunya lewat pembuatan aplikasi KSP CUPK, di mana pembiayaan bagi para anggota koperasi bisa dipantau secara real time.

“Bagaimana menciptakan mutu dan kesejahteraan para anggota," tandasnya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021