Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan apresiasi kepada jajaran Polrestabes Surabaya yang menemukan anak berusia 7 tahun, Nesa Alana Karaisa atau biasa dipanggil Ara yang dikabarkan hilang sejak Selasa (23/3).
Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat, media, serta jajaran Polrestabes Surabaya. Sebab, berkat doa dan dukungan semua pihak, Ara bisa berkumpul kembali dengan ayah dan ibunya.
"Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Pak Kapolres dan semua jajarannya. Saya juga banyak ucapkan terima kasih dan rasa bangga saya kepada warga Surabaya," kata Cak Eri.
Sejak keberadaan Ara tidak ditemukan, berbagai pihak bahu membahu ikut mencarinya. Bahkan, pencarian Ara melibatkan seluruh stakeholder beserta masyarakat dan media.
Namun demikian, kata Cak Eri, yang menjadi catatan dalam peristiwa ini adalah Surabaya di bawah kepemimpinan Kombes Pol Johnny Eddizon Isir tetap menjadi kota yang aman. Sebab, peristiwa ini bukan disebabkan karena faktor lain, melainkan masalah konflik internal keluarga.
Baca juga: Pemkot Surabaya gunakan paranormal cari anak hilang
Baca juga: Seorang anak Surabaya hilang saat takbir keliling
"Karena konflik internal keluarga ini akhirnya menyebabkan Ara harus berpisah sementara dengan ayah dan ibunya," ujarnya.
Apalagi, kata Cak Eri, Ara juga mengaku selama ini tidak pernah pergi bersama orang yang tak dikenalnya. Anak tersebut selalu pamit dengan orang tuanya ketika akan pergi bermain. Namun, karena orang yang mengajaknya dikenal, anak tersebut mau mengikutinya.
"Tadi setelah saya tanyakan langsung, Ara kalau pergi dengan orang lain? (Jawabnya) tidak. Ara kalau pergi dengan orang lain pasti izin dulu dengan ayah dan ibunya. Tapi, karena yang mengajak adalah keluarga, dan adik Ara ini kenal, maka (dia) ikut," ungkap Cak Eri.
Berkaca dari pengalaman ini, Eri berharap kepada seluruh warga Surabaya agar ke depan dapat lebih berhati-hati menjaga buah hatinya.
"Bagaimanapun kekuatan pemerintahan, kekuatan kepolisian itu tidak akan ada artinya ketika kekuatan keluarga tidak menjadi kekuatan utama. Karena kekuatan utama untuk menjaga keluarga menjadi aman adalah di keluarga masing-masing," ujarnya.
Meski telah ditemukan, Eri menyatakan Pemkot Surabaya tetap memberikan pendampingan kepada Ara dan orang tuanya. Mereka untuk sementara dalam pengawasan pemkot hingga kondisinya stabil dan pulih kembali.
"Ketika saya ajak ngobrol adik Ara ini menyampaikannya dengan lugas. Tidak ada rasa takut, tidak ada rasa khawatir, tidak ada rasa trauma. Tapi kita tetap melakukan pendampingan. Ini menjadi pembelajaran kita ke depan," ujarnya.
Baca juga: DPRD apresiasi gagasan penghasilan keluarga Surabaya Rp7 juta
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Eddizon Isir menjelaskan sejak menerima informasi adanya anak hilang, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Setelah dilakukan pendalaman, ternyata peristiwa ini ada kaitannya dengan masalah keluarga.
"Dari situ kemudian ada titik pijak proses penelusuran, kemudian diketahui adik Ara berada di salah satu wilayah Pasuruan, kemudian dibawa ke sini (Surabaya) dan dipertemukan pada ayah ibundanya," kata Kapolres.
Secara prinsip, Kapolres menyebut ada permasalahan keluarga dibalik hilangnya bocah asal Jalan Karanggayam, Kota Surabaya ini. Setidaknya ada dua pelaku yang diamankan dalam kasus ini dengan inisial OAH dan AH.
"Ada dua yang kita tangkap. Karena kita ketahui, meski ini hanya permasalahan keluarga, karena sudah membawa anak tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari ayah bundanya," katanya.
Dalam kasus ini, kedua pelaku terancam Pasal 83 Jo 76F Undang-undang No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak. Dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021