Pernyataan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) itu tiba kurang dari sepekan setelah enam tentara Turki tewas dalam serangan roket, yang menurut kantor berita yang dekat dengan pemberontak tersebut, diakui oleh PKK.
Tindakan itu mengakhiri gencatan senjata yang diumumkan oleh pemberontak pada Apri 2009, yang terakhir dalam serangkaian pengumumnan seperti itu yang selama bertahun-tahun Ankara kesampingkan sebagai cara propaganda belaka.
"Gencatan senjata dengan Turki telah berakhir ... karena permusuhan terus Turki pada rakyat Kurdi," kata jurubicara PKK Ahmed Denis pada AFP.
"Turki telah mengeksploitasi gencatan senjata itu untuk menyerang tentara kami dan menangkap aktivis politik Kurdi di Turki."
Pernyataan Denis itu terjadi sehari setelah Massoud Barzani bertemu dengan Menlu Turki Ahmet Davutoglu dan menjanjikan "semua upaya" untuk menghentikan kekerasan pemberontah yang meningkat.
PKK, yang memerangi Ankara sejak 1984, memiliki markas di gunung-gunung terpencil di wilayah otonomi Barzani di Irak utara, yang mereka gunakan sebagai tempat peluncuran serangan terhadap sasaran-sasaran Turki di perbatasan.
Turki sering menuduh Kurdi Irak membiarkan dan bahkan membantu PKK, tapi belakangan ini menurunkan retorikanya, beralih ke kebijakan untuk mengupayakan kerjasama dengan pemerintah regional mereka untuk mengekang penberontak itu.
Tahun lalu, Ankara mengumumkan Turki akan memperluas kebebasan orang Kurdi dalam upaya untuk berdamai dengan masyarakat yang mengasingkan diri itu dan mendorong pemberontak untuk meninggalkan kekerasan.
Prakarsa itu goyah, bagamanapun, di tengah serangkaian kejadian yang mengguncang, termasuk pelarangan partai Kurdi penting negara itu Desember lalu dan serangan berdarah yang dipersalahkan pada PKK yang menimbulkan kebencian masyarakat.
PKK dimasukkan dalam daftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan banyak masyarakat internasional. Perang seperempat abad PKK untuk memperoleh pemerintah sendiri di Turki tenggara yang sebagian besar warganya orang Kurdi telah menyebabkan kira-kira 45.000 orang tewas.
AFP/S008
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010