"Saya minta Kementerian Pendidikan Nasional tidak diam saja melihat masalah `kasatanisasi pendidikan` terkait sekolah-sekolah berlabel SBI maupun RSBI, karena sudah berminggu-minggu menjadi sorotan publik," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat malam.
Fayakhun menilai, kastanisasi dunia pendidikan di sekolah-sekolah negeri sungguh keji dan tidak bermoral.
"Saya mengalami sendiri. Keponakan saya masuk sebuah SMA Negeri di Jakarta Selatan yang punya istilah SBI atau RSBI yang mendengar istilahnya saja sudah bikin sakit kepala. Lebih sakit hati lagi, karena untuk tahun pertama harus membayar Rp51 juta. Ini kan sudah sinting dan keterlaluan," tandasnya.
Dia meminta Kemendiknas tidak membiarkan Sekolah Berstandar Internasional (SBI) dan RSBI mengubah pendidikan menjadi komoditas mencari keuntungan.
"Rakyat sudah tahu melalui media massa, internet dan sebagainya, bahwa anggaran pendidikan nasional mencapai lebih dari Rp200 triliun," ungkapnya.
Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta saja bidang pendidikan mengambil alokasi lima triliun rupiah.
Fayakhun mendesak pemerintah segera menghentikan `kastanisasi pendidikan` karena sama sekali tidak prorakyat.(*)
M036/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010