Menurut jaringan televisi Al-Arabiya, warga asing yang ditangkap itu ternasuk warga Inggris, Prancis dan Amerika Serikat.
Yaman saat ini menggencarkan kampanye pembasmian kelompok-kelompok terorisme.
Seorang ibu berusia 30 tahun asal Australia, Shyloh Jayne Giddins, ditangkap di Sanaa dua pekan silam dan Kamis kemarin pemerintah Australia telah meminta Yaman untuk mengizinkan dua anak Shyloh untuk kembali ke Australia.
Wanita yang bermukim di Sydney itu memiliki paspor yang telah dibatalkan delapan pekan lalu akibat alasan keamanan nasional, lapor media Australia.
Shyloh Jayne Giddins, yang telah tinggal di Yaman sejak 2006 bersama anak-anaknya -- Amina (4), dan Omar (7) -- diintrogasi oleh Dinas Keamanan Yaman pada 14 Mei dan menangkapnya dua hari kemudian di ibu kota Sanaa.
Sejak Shyloh ditangkap, anak-anaknya dijadikan tahanan rumah dan para pengacaranya menyatakan prihatin atas keselamatan dua bocah tersebut.
Pemerintah Yaman menolak mengungkapkan pasal apa yang akan dikenakan terhadap Shyloh, penganut Islam, yang mungkin ia hadapi atau berapa lama ia akan ditahan.
Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith, Kamis mengatakan negara Timur Tengah itu sepatutnya mengembalikan paspor-paspor anak-anak itu dan mengizinkan mereka kembali ke negara mereka.
"Kami yakin bahwa hal terbaik bagi anak-anak itu adalah memberikan kembali paspor mereka dan mereka akan kembali ke Australia dan kami telah mengimbau tentang masalah itu kepada pemerintah Yaman, " kata Smith kepada Sky News.
"Kami telah menjelaskan kepada mereka bahwa kami memandang tidak ada alasan anak-anak tersebut tidak diizinkan kembali dengan paspor mereka sendiri ke Australia," kata Menlu Smith.(*)
A051/M043/M014
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010