New York (ANTARA) - Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah saham sektor teknologi, perawatan kesehatan dan keuangan memberikan dorongan terbesar ketika investor bertaruh tentang pemulihan yang diperkirakan memberikan pertumbuhan ekonomi tercepat sejak 1984.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 453,40 poin atau 1,39 persen, menjadi ditutup di 33.072,88 poin. Indeks S&P 500 bertambah 65,02 poin atau 1,66 persen, menjadi berakhir di 3.974,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 161,05 poin atau 1,24 persen, menjadi menetap di 13.138,72 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi dan teknologi masing-masing meningkat 2,62 persen dan 2,54 persen, melampaui sektor lainnya. Sementara itu, sektor jasa komunikasi kehilangan 0,34 persen, satu-satunya kelompok yang menurun.

Untuk minggu ini, indeks S&P naik sekitar 1,6 persen dan Dow naik 1,4 persen, sedangkan Nasdaq tergelincir 0,6 persen.

S&P 500 dan Dow mengakhiri minggu ini lebih tinggi karena investor yang menyeimbangkan kembali portofolionya pada akhir kuartal, dengan terus membeli saham yang akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi sementara mereka menambahkan beberapa saham teknologi yang terpukul.

Nasdaq juga berakhir lebih tinggi karena saham teknologi yang kurang populer menguat, tetapi indeks komposit membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut.

Wall Street melonjak dalam setengah jam terakhir perdagangan, mengangkat ketiga indeks lebih dari 1,0 persen, dengan indeks S&P 500 dan Dow menambah rekor penutupan tertinggi.

Beberapa teknologi kelas berat tergelincir, seperti Tesla Inc dan induk Google Alphabet Inc, tetapi Microsoft Corp dan Facebook Inc melawan tren, membantu mengangkat S&P 500 dan Nasdaq lebih tinggi.

“Ini bukanlah langkah keluar dari teknologi melainkan langkah yang membuktikan keinginan lebih luas terhadap ekuitas, termasuk saham pertumbuhan (growth stock) dan saham nilai (value stocks),” kata John Stoltzfus, kepala strategi investasi di Oppenheimer Asset Management di New York.

Federal Reserve pekan lalu menaikkan perkiraan PDB untuk 2021 menjadi 6,5 persen dari 4,2 persen dan banyak ekonom memperkirakan pertumbuhan yang lebih cepat, yang telah memicu kekhawatiran ekonomi dapat berjalan terlalu panas dan memaksa Fed untuk menaikkan suku bunga.

Dolar melemah tetapi tetap mendekati puncak empat bulan karena berlanjutnya optimisme tentang ekonomi AS.

“Sulit untuk mengekang perkiraan pertumbuhan AS kami dalam beberapa bulan terakhir. Kami telah meningkatkan perkiraan kami hampir secepat kami menurunkannya tahun lalu,” Carl Tannenbaum, kepala ekonom di Northern Trust, mengatakan kepada Reuters Global Markets Forum.

Ketakutan inflasi, yang telah mengguncang Wall Street selama berminggu-minggu, mereda setelah laporan terbaru menunjukkan tekanan harga-harga melemah.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, ukuran utama inflasi, naik 0,2 persen pada Februari, Biro Analisis Ekonomi melaporkan pada Jumat. Indeks harga PCE inti, yang menghapus harga makanan dan energi yang tidak stabil, naik 0,1 persen bulan ke bulan, kira-kira sejalan dengan perkiraan analis.

Sentimen pasar juga didorong ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada Kamis (25/3/2021) tujuan baru untuk memberikan 200 juta dosis vaksin COVID-19 kepada warga Amerika dalam 100 hari pertamanya menjabat.
Baca juga: Wall Street menguat ditopang data positif, Dow naik 199,42 poin

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021