Tidak mudah memang, butuh keahlian khusus dalam memberi layanan

Jakarta (ANTARA) - Balai-balai rehabilitasi sosial yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial diarahkan dan akan dikembangkan untuk dapat memberikan layanan multifungsi kepada semua klaster rehabilitasi sosial.

"Tidak mudah memang, butuh keahlian khusus dalam memberi layanan, misal layanan kepada penyandang disabilitas, kepada anak yang memerlukan perlindungan khusus, lanjut usia, korban penyalahgunaan napza serta tuna sosial dan korban perdagangan orang," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Secara bertahap, dalam jangka menengah balai akan difungsikan melayani beragam pemerlu pelayanan sosial, termasuk rujukan bagi fakir miskin dan kelompok rentan lainnya.

Diharapkan layanan multifungsi tersebut mempercepat respons terhadap penerima manfaat yang membutuhkan di wilayah jangkauan balai.

Ditjen Rehabilitasi Sosial Kemensos memprioritaskan pada kelompok yang mengalami hambatan, kesulitan, atau gangguan dalam menjalankan keberfungsian sosialnya, termasuk didalamnya orang-orang yang memiliki kehidupan tidak layak secara kemanusiaan.

Baca juga: Kemensos wujudkan Balai Literasi Braille adaptif dengan teknologi

Kebijakan program rehabilitasi sosial berbeda antara direktorat teknis dengan UPT. Direktorat teknis melaksanakan program secara tidak langsung seperti kampanye pencegahan, publikasi, sosialisasi, edukasi dan perluasan informasi, bimbingan teknis, refleksi kebijakan, supervisi, monitoring evaluasi, perumusan pedoman dan advokasi sosial, sedangkan UPT dengan "branding" baru pelayanan sosial melaksanakan layanan langsung melalui Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi).

Atensi menggunakan pendekatan berbasis keluarga, komunitas, dan atau residensial melalui kegiatan dukungan pemenuhan hidup layak, perawatan sosial atau pengasuhan anak, dukungan keluarga, terapi baik fisik, psikososial, mental spiritual, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan, bantuan dan asistensi sosial serta dukungan aksesibilitas.

Setiap UPT diarahkan untuk mengembangkan Sentra Kreasi Atensi (SKA) sebagai pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan. Sentra Kreasi Atensi yang telah diresmikan yaitu Balai Karya Pangudi Luhur di Bekasi dan Balai Besar Disabilitas Kartini di Temanggung.

Baca juga: Kemensos siapkan sentra kuliner bagi pemulung di Balai Bekasi

Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat menyampaikan bahwa SKA di Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi setiap hari ramai pengunjung, mulai dari sentra kuliner, kolam pemancingan hingga agrowisata. Jumlah pengunjung hingga 24 Maret 2021 sebanyak 3.465 orang, dengan total keuntungan kotor sebesar Rp28,4 juta, sedangkan SKA di Balai Besar Kartini di Temanggung telah berhasil menjual 187 potong batik ciprat. Hasil penjualan juga sudah langsung diberikan kepada para penerima manfaat yang membuat batik ciprat.

Dalam waktu kurang dari satu bulan, pengunjung SKA mencapai 1.710 orang, total omzet di SKA Kartini per 24 Maret 2021 mencapai Rp67 juta dengan keuntungan kotor Rp 12,4 juta.

Sentra Kreasi Atensi bertujuan meningkatkan kemampuan kewirausahaan dan vokasional, terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya taraf kesejahteraan sosial penerima manfaat dari kelompok telantar serta terciptanya tempat perbelanjaan dan rekreasi dalam satu kawasan.

Ke depan, semua hasil karya yang ditampilkan di SKA tidak hanya hasil karya penerima manfaat program Atensi, tetapi juga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), Program Kelompok Usaha Bersama (Kube), dan Program Kewirausahaan Sosial (Prokus).

Baca juga: Mensos Risma inginkan penerima manfaat di balai bisa mandiri
Baca juga: 23 orang hasil "blusukan" Mensos ditempatkan di balai Kemensos

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021