Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan Partai Kebangkitan Bangsa seharusnya bisa menjadi partai besar karena memiliki basis massa kaum nahdliyin yang jumlahnya sangat banyak.

"Berdasarkan data pemilih pada Pemilu legislatif 2009, ada sekitar 50 juta pemilih kaum nahdliyin atau sekitar 29 persen dari seluruh pemilih," kata Muhammad Qodari pada diskusi Dialektika di Gedung MPR/DPR/DPD, di Jakarta, Jumat.

Ditegaskannya, pemilih pada Pemilu legislatif 2009 sebanyak 170 juta orang dan dari jumlah tersebut sekitar 150 juta adalah pemilih muslim.

Jika dari pemilih muslimin tersebut diasumsikan sekitar 35 persen atau sekitar 50 juta pemilih adalah kaum nahdliyin dan seluruhnya memilih PKB, kata dia, maka PKB akan menjadi partai besar yang memperoleh 29 persen suara.

"Tapi realitasnya perolehan suara PKB pada masa kejayaannya yakni pada Pemilu 1999 hanya mampu meraih sekitar 12 juta pemilih atau 25 persen dari suara kaum nadliyin," kata Qodari.

Padahal saat itu, kata dia, PKB memiliki seluruh potensi, yakni ada tokoh patronase seperti KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, para kiyai yang menjadi panutan masih memiliki visi dan sikap yang sama, serta PKB belum terbelah menjadi tiga kekuatan seperti saat ini.

Dalam prosesnya, kata Qodari, perolehan suara PKB terus menurun dan bahkan pada Pemilu legislatif 2009 hanya memperoleh 4,85 persen suara.

Guna meningkatkan perolehan suara PKB dan mewujudkan PKB menjadi partai besar, menurut dia, maka PKB harus melakukan islah dan hanya ada satu partai dari kaum nahdliyin.

Dikatakan Qodari, konflik yang terjadi di tubuh PKB harus segera dikurangi agar seluruh kader PKB bisa bersatu.

"Jika konflik yang dihadapi terlalu dalam, maka diperlukan figur panutan dari luar sebagai mediator," katanya.

Qodari mengusulkan, karena PKB lahir dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU) maka mediatornya hendaknya Pengurus Besar NU (PBNU).

Jika PBNU dinilai kurang netral, katanya, maka PKB bisa meminta bantuan pada tokoh yang kompeten dan memiliki pengalaman seperti Jusuf Kalla atau Taufiq Kiemas.

Menurut Qodari, salah satu kekeliruan yang dilakukan pimpinan PKB yang mengakibatkan perolehan suaranya menurun karena pengurus PKB tidak fokus mengakomodasi aspirasi kaum nahdliyin, tapi mengurusi berbagai hal.

Karena itu, kata, aspirasi kaum nahdliyin yang merasa tidak tersalurkan sehingga disalurkan ke partai politik lainnya.

Semenatra itu, Sekretaris Jenderal PKB Lukman Edy mengatakan, tiga kekuatan PKB yang ada yakni PKB hasil muktamar Ancol, PKB hasil muktamar Parung, serta Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) akan melakukan islah secara bertahap.

"Dalam islah ini kami akan meminta bantuan pengurus PBNU untuk menjadi mediator," kata Lukman Edy.(*)

(T.R024/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010