Jakarta (ANTARA News) - Dari sekitar 300 ribu pengguna narkoba di DKI Jakarta, hampir separuh atau 45 persenya adalah pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, cukup mengkhawatirkan bagi para orangtua yang peduli.

"Jelas pelajar SMP dan SMA tercatat pengguna narkoba tertinggi, sedangkan murid SD sedikit sekali," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Pol. Anjan P Putra di Jakarta, Jumat.

Mengantisipasi melonjaknya penggunaan narkoba di kalangan pelajar Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk memasukkan mata pelajaran narkoba ke dalam kurikulum.

Kerjasama meliputi pelatihan guru Bimbingan Konseling menjadi penyuluh pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap dan narkoba di lingkungan sekolah.

Ia menambahkan pihak kepolisian sudah menyiapkan instruktur pelatihan terhadap guru sebanyak 20 orang terdiri dari Polda Metro Jaya, Badan Narkotika Nasional, konselor, mantan pecandu dari panti rehabilitasi, dokter dan psikologi.

Rencananya pelatihan guru itu berlangsung selama satu bulan sejak 4 hingga 26 Juni 2010 setiap Jumat dan Sabtu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan program pengenalan narkoba sejak dini strategis karena mengancam para pelajar.

"Dengan adanya pelajaran ini maka dapat menyelamatkan generasi mendatang," ujar Taufik.

Taufik menyebutkan jumlah murid taman kanak-kanak hingga SMA/SMK di Jakarta mencapai 1,6 juta dan mahasiswa perguruan tinggi sekitar 400.000 orang.

Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Putu Eko Bayu Seno mengatakan penandatangan nota kesepahaman dalam rangka membangun ketahanan siswa untuk peredaran gelap narkoba dan upaya antisipasi.

Putu menyatakan polisi tidak bisa bekerja sendiri untuk memerangi penggunaan narkoba sehingga membutuhkan instansi terkait lainnya seperti melalui bantuan tenaga pengajar untuk menyampaikan kepada para pelajar.

(T.T014/R010/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010