Jakarta (ANTARA News) - Ditengah menguatnya saham-saham Wall Street, saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru melemah dimotori saham pertambangan yang pada perdagangan Jumat mendapat tekanan aksi ambil untung (profit taking).
Dibuka pada 2.810,88 poin, IHSG BEI langsung melemah 15,887 poin (0,55 persen) ke posisi 2.796,334, sedangkan indeks LQ-45 turun 0,67 persen (3,602 poin) menjadi 542,008.
Upaya investor mendapatkan keuntungan jangka pendek dari kenaikan hari sebelumnya telah mendorong indeks bergerak negatif, kata analis valas PT Millenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi.
Seharusnya sebagian besar saham berpeluang menguat menyusul membaiknya saham-saham di Amerika Serikat, namun investor memilih melepas sebagian portfolio mereka untuk menari keuntungan ditengah pasar yang masih fluktuatif.
"Kami memperkirakan indeks BEI akan kembali menguat, karena faktor positif seperti dolar AS menguat dan harga saham di New York naik merupakan faktor yang mendorong indeks kembali meningkat," katanya.
Pelemahan indeks terutama didorong oleh melemahnya saham-saham pertambangan. Saham Bumi Resource turun Rp80 menjadi Rp1.830, Inco turun Rp80 menjadi Rp3.775.
Saham Bukit Asam turun Rp300 ke posisi Rp17.000, Indo Tambang Mega turun Rp150 menjadi Rp34.500, diluar sektor pertambangan, saham Gudang Garam melemah Rp450 menjadi Rp31.000 dan Astra Internasional merosot Rp250 menjadi Rp43.850.
(T.H-CS/A011/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010