Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Kamboja menandatangani Persetujuan Bebas Visa bagi pemegang paspor biasa kedua negara.
Menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Kamis, persetujuan bebas visa tersebut ditandatangani oleh menteri luar negeri kedua negara di Phnom Penh, saat kunjungan perkenalan Menlu Marty Natalegawa ke Kamboja pada 1-2 Juni.
Menlu RI dan Menlu Kamboja Hor Namhong dalam pertemuan dwipihak itu menyepakati bahwa Persetujuan Bebas Visa tersebut tidak hanya akan meningkatkan hubungan kedua negara, namun juga akan mampu meningkatkan hubungan antarindividu antara kedua negara, serta interaksi kalangan bisnis guna mendukung peningkatan kerjasama ekonomi di kedua negara.
Dengan berlakunya persetujuan itu, warga negara di kedua negara tidak perlu lagi mengajukan visa untuk melakukan kunjungan dalam jangka waktu maksimum 30 hari.
Selain persetujuan tersebut, guna meningkatkan interaksi warga negara di kedua negara, kedua Menlu juga menyepakati upaya untuk segera mendorong pembukaan penerbangan langsung antarkedua negara.
Pembukaan penerbangan langsung itu diharapkan dapat mewujudkan keterhubungan di kawasan guna mendukung upaya pembentukan Komunitas ASEAN 2015.
Salah satu perusahaan swasta penerbangan Indonesia diharapkan akan dapat memulai penerbangan perdananya ke Phnom Penh, Kamboja dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Kamboja menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia yang secara konsisten telah memberikan berbagai bantuan kepada Kamboja, khususnya dalam hal pembangunan kapasitas.
Menlu Kamboja juga menyampaikan apresiasinya untuk pelatihan pasukan pengaman PM Kamboja oleh Pasukan Pengaman Presiden RI.
Apresiasi serupa juga disampaikan Menlu Hor Namhong mengenai partisipasi Indonesia dalam upaya konservasi kompleks Angkor yang merupakan warisan budaya dunia dan kebanggaan bagi Kamboja.
Keberadaan komples Angkor di Kamboja dan Borobudur di Indonesia, menurut kedua Menlu, merupakan potensi yang perlu terus digali dalam rangka meningkatkan kerjasama baik dalam pelestarian warisan budaya maupun untuk meningkatkan kerjasama pariwisata antarkedua negara.
Menlu Kamboja juga berharap terdapat peningkatan kerjasama ekonomi antarkedua negara dan menyebutkan berbagai potensi Kamboja yang dapat dimanfaatkan bersama oleh Indonesia dan Kamboja.
Salah satu yang menjadi perhatian Menlu Kamboja dalam pengembangan kerjasama ekonomi tersebut adalah sektor pertanian, mengingat produksi beras Kamboja surplus beberapa tahun terakhir.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan hubungan dwipihak RI - Kamboja dan menegaskan bahwa Indonesia akan terus berkomitmen untuk memberikan bantuan pembangunan khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia Kamboja.
Menlu RI juga menyampaikan bahwa Indonesia sangat tertarik untuk menjalin hubungan ekonomi yang lebih luas dengan Kamboja dan menjanjikan bahwa dalam kunjungan berikutnya akan berusaha untuk membawa serta kalangan bisnis Indonesia ke Kamboja untuk menjajaki bersama potensi kerjasama ekonomi kedua bangsa.
Selain bertemu dengan Menlu Kamboja, dalam kunjungan perkenalannya kali ini, Menlu telah juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Kamboja, Samdech Hun Sen serta menerima gelar Doctor Honoris Causa dari University of Cambodia. (G003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
pada kenyataannya bulan februari 2011 ini saya akan berkunjung ke angkor wat masih diwajibkan untuk membuat visa.