Hal itu disampaikan Rudi Hunta, Kepala divisi penjangkauan kelompok beresiko pada organisasi non pemerintah yang bergerak pada penanggulangan AIDS di wilayah itu, Kamis.
"Ke depan, pekerjaan penanggulangan AIDS di Gorontalo akan semakin sulit, sebab dalam skala komunitas, kami akan sulit memetakan kembali titik rawan yang dianggap berpotensi menyebarkan penyakit AIDS," ungkapnya.
Sebab keberadaan kafe-kafe tersebut, selama ini menurutnya turut memudahkan tugas mereka, karena di kawasan itu terdapat wanita penghibur yang rawan terjangkit penyakit mematikan itu .
Sebelumnya, pemerintah akan membongkar 18 kafe di Leato selatan, karena dianggap telah menyalahi aturan, hal itu menyebabkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, yang menggelar serangkaian aksi demo.
Puncak dari hal itu terjadi pada Rabu pagi (2/6), ketika ratusan satpol PP yang hendak menertibkan kafe kawasan pelabuhan itu, dihadang dan dilempari batu oleh warga dan pemilik kafe yang menentang eksekusi itu.
Pada peristiwa tersebut, dua anggota Satpol terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena terluka terkena lemparan batu, eksekusi itu akhirnya diurungkan, namun kafe-kafe tersebut tetap akan dibongkar, jika situasinya sudah kondusif. (SHS/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010