"Kalau Pemerintah hanya mengirim satu nama, maka pilihan DPR RI hanya menyetujui atau tidak menyetujui. Ini preseden kurang baik, karena apabila ternyata DPR RI tidak menyetujui, maka seluruh proses harus diulang sejak awal," katanya melalui ANTARA di Jakarta, Kamis malam.
Fayakhun Andriadi juga menilai, buat apa dibikin `fit and propper test` (uji kelayakan dan kepatutan) segala, jika calonnya hanya satu.
"Dan jika tetap dilaksanakan (uji kelayakan dan kepatutan itu), lalu hasilnya di luar keinginan Pemerintah, kan sayang. Berarti diusul yang baru lagi. Makanya Pemerintah harus sadar, bahwa waktu yang terbuang akibat suatu sikap arogansi Pemerintah sendiri," tegas politisi muda dari Partai Golkar ini.
Makanya, Fayakhun Andriadi mengharapkan, agar sebaiknya calon yang diusulkan lebih dari satu.
"Sehingga DPR RI bisa memilih mana yang terbaik di antara para calon, secara demokratis, dan bermanfaat maksimal bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Ia dkk di Komisi XI DPR RI berpendapat, sesungguhnya ada beberapa putra-putri terbaik bangsa yang bisa diusulkan sebagai calon Gubernur Bank Indonesia (BI), sehingga proses `fit and propper test` dapat berimplikasi positif.
"Yaitu, bisa mencari yang terbaik dari beberapa pilihan yang terbaik (`best of the best`), serta efisien waktu, mengingat kekosongan jabatan Gubernur BI sudah terlalu lama," tegas Fayakhun Andriadi. (M036/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010