Ankara (ANTARA News/AFP) - Delapan orang Turki dan seorang warga negara AS keturunan Turki tewas ditembak dalam penyerangan Israel terhadap kapal-kapal bantuan tujuan Gaza, kata kantor berita Anatolia, Kamis, mengutip beberapa ahli forensik.

Kewarganegaraan para korban tewas itu dipastikan setelah pemeriksaan mayat di sebuah institut forensik di Istanbul, dimana jenazah orang-orang itu diterbangkan pada Kamis pagi, tulis Anatolia.

Ahli-ahli forensik menemukan bekas-bekas peluru pada semua mayat itu dan memastikan bahwa satu orang ditembak dalam jarak dekat.

Keadaan pasti mengenai kematian aktivis-aktivis itu akan menjadi jelas dalam pemeriksaan balistik yang memerlukan waktu sekitar satu bulan, kata Anatolia.

Seorang pejabat dari yayasan Islam Turki yang memelopori operasi penembusan blokade Israel di Gaza mengidentifikasi warga AS itu sebagai Furkan Dogan, yang berusia 19 tahun dan berasal dari kota Kayseri, Turki tengah.

Dogan, yang memegang paspor AS, memiliki empat luka tembakan di kepala dan satu di dada, kata Omer Yagmur, dari Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH), kepada Anatolia.

Mayat para aktivis itu diserahkan kepada keluarga mereka setelah otopsi, kata kantor berita tersebut.

Sebanyak 19 aktivis cedera yang dideportasi dari Israel juga menderita luka-luka tembakan, kata dokter utama rumah sakit di Ankara yang merawat mereka.

"Pasien umumnya mengalami luka-luka serius di dada, perut dan anggota tubuh mereka. Kami menemukan luka-luka tembakan," kata Metin Dogan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Kekerasan parah dalam penyerbuan menjelang fajar Senin oleh pasukan Israel terjadi di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan menuju Gaza.

Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.

Penyerbuan pasukan komando Israel terhadap armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza yang diblokade itu telah menyulut kecaman dari berbagai penjuru dunia.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir Jalur Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010