usaha jasa pariwisata lain akan kembali terpukul

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta masih menunggu detail aturan larangan mudik untuk libur Lebaran 6-17 Mei yang baru saja diumumkan pemerintah pusat sehingga bisa menentukan kebijakan lebih lanjut yang harus dilakukan.

“Karena baru diumumkan hari ini, tentunya akan ada penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan detail yang harus dilakukan. Kami masih menunggu update ketentuan tersebut dari pusat,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta tentu akan mengikuti seluruh aturan dan ketentuan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat terkait larangan mudik saat Lebaran.

“Kebijakan ini mungkin berhubungan dengan upaya pemerintah untuk membuka kembali aktivitas kegiatan belajar mengajar tatap muka pada tahun ajaran baru yang kebetulan memang diselenggarakan usai Lebaran,” katanya.

Baca juga: Larangan mudik Idul Fitri, kebijakan angkutan barang dilonggarkan

Dengan aturan larangan mudik, lanjut Heroe, maka interaksi orang dalam jumlah banyak dapat dikendalikan yang berarti juga menekan atau menurunkan potensi penyebaran kasus yang dimungkinkan mengalami kenaikan jika mudik tetap diizinkan.

“Pada April, Mei, dan Juni ini memang akan menjadi bulan-bulan krusial untuk pengendalian kasus, termasuk untuk persiapan pembelajaran tatap muka,” katanya.

Hanya saja, lanjut Heroe, kebijakan larangan mudik Lebaran tersebut dimungkinkan akan membuat pelaku usaha jasa pariwisata kembali "gigit jari".

“Para pelaku usaha hotel, restoran, dan usaha jasa pariwisata lain akan kembali terpukul karena sebelumnya sudah membangun optimisme tetapi kemudian dilarang. Mereka akan merasakan dampak lagi,” katanya.

Baca juga: Kemenhub siapkan pengendalian transportasi terkait larangan mudik

Sejumlah kegiatan yang perlu disiapkan apabila larangan mudik Lebaran diberlakukan, di antaranya adalah pengetatan di wilayah karena pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dimungkinkan masih akan dilanjutkan hingga pengawasan di wilayah perbatasan untuk perjalanan orang.

Pada satu pekan terakhir, temuan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan dibanding tren kasus selama tiga pekan terakhir.

“Bahkan temuan kasus sempat turun hingga 107 kasus per pekan kemudian tiga pekan cenderung datar dan pekan terakhir kembali naik menjadi sekitar 200 kasus,” kata Heroe yang juga bertindak sebagai Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta.

Meskipun demikian, Heroe belum bisa menyimpulkan penyebab kenaikan kasus dalam satu pekan terakhir tersebut. “Kami sudah berkoordinasi dengan rumah sakit. Ketersediaan tempat tidur untuk pasien COVID-19 di rumah sakit masih cukup banyak dan vaksinasi terus berjalan,” katanya.

Baca juga: Menjaga momentum penurunan paparan COVID-19 dengan larangan mudik
Baca juga: MUI Jawa Barat minta warga patuh larangan mudik Lebaran 2021

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021