"Penerbitan obligasi berlangsung pada semester dua dengan menggunakan laporan keuangan perseroan pada Juni 2010," kata Direktur Dana dan Jasa Bank Jabar Banten, Tatang Sumarna di Bandung, Kamis.
Ia menyebutkan, penerbitan obligasi sebesar itu untuk menjaga ketimpangan jatuh tempo (maturity mismatch) antara sumber dana dengan kredit yang disalurkan.
Manajemen bank milik Pemprov Jabar itu telah menunjuk PT Bahana Securities dan PT CIMB Securities Indonesia untuk menjadi penjamin pelaksana emisi initial public offering (IPO) dengan mekanisme komitmen penuh.
Meski demikian, perseroan itu belum mengundang calon penjamin pelaksana emisi itu, karena manajemen Bank Jabar Banten tengah fokus ke IPO yang rencananya direalisasikan tahun ini.
Artinya tahun ini Bank Jabar Banten dipastikan masuk pasar modal, sekaligus menjadi sejarah baru bagi perjalanan operasional bank pembangunan daerah itu yang menargetkan masuk jajaran 10 bank terbesar secara nasional dalam lima tahun ke depan.
Tatang menyebutkan, penjualan saham perdana Bank Jabar Banten rencananya berlangsung pada 2008, bahkan telah menggelar pertemuan dengan sejumlah investor seperti Cundill Investment Management, Trimegah Aset Management, Jamsistek, Danareksa Investment Management dan Schroders.
Namun barhubung kondisi pasar saat itu kurang kondusif, maka IPO bank tersebut akhirnya ditunda hingga akhirnya diputuskan akan digulirkan pertengahan 2010.
"Bank Jabar Banten menargetkan masuk 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi besaran asset. Saat ini perseroan masuk ke urutan ke-17 bank terbesar dengan total asset Rp32,4 triliun," kata Tatang.
Sedangkan pada akhir 2010, bank yang dipimpin Dirut H Agus Ruswendi itu menargetkan mencatatkan asset Rp40 triliun.
Lebih lanjut, Direktur Dana dan Jasa BJB menyebutkan, pada 2010 ini perseroan berencana membuka cabang baru termasuk ekspansi ke luar Jawa seperti Denpasar, Makasar, Balikpapan, Pekanbaru serta membuka cabang barun di Tegal dan Jakarta.
"Potensi pasar bagi perseroan di luar Jawa Barat cukup besar, bahkan dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) cabang dari luar Jabar mencatat kontribusi besar yakni mencapai Rp8 triliun," katanya.
Selain menargetkan peningkatan penghimpunan DPK, pihaknya juga menargetkan penyaluran kredit Rp24,5 triliun pada akhir 2010, atau meningkat dari penyaluran kredit 2009 sebesar Rp19,6 triliun.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010