ini semua adalah sebuah dinamika yang memang tidak bisa kita hindari

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengapresiasi kontribusi dunia usaha dalam penanganan pandemi.

Doni mengatakan kiprah dunia usaha, salah satunya pada usaha perhotelan memberikan fasilitas penginapan dan pelayanan bagi para relawan penanganan COVID-19 merupakan wujud nyata dari kolaborasi "Pentahelix."

"Kami menyampaikan terima kasih kepada manajemen The Media Hotel & Towers yang telah memberikan fasilitas penginapan termasuk juga konsumsi kepada para relawan, baik relawan medis maupun non medis,” ujar Doni dalam sambutan pada acara “Peringatan satu tahun The Media Hotel & Towers didedikasikan untuk Misi Kemanusiaan COVID-19” di Jakarta, Kamis.

Doni Monardo mengenang kembali masa-masa awal melawan pandemi di Tanah Air sebagai panglima perang dan pemimpin Satgas Penanganan COVID-19 -yang saat itu masih bernama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19- meminta seluruh relawan khususnya tenaga medis mendapatkan fasilitas relaksasi yang memadai dan terjamin.

Adapun yang menjadi perhatian Doni adalah tenaga medis harus mendapatkan tempat dan waktu istirahat yang baik di sela-sela tugas membantu masyarakat bangkit dan pulih dari COVID-19.

Dalam hal ini, Doni meminta agar para tenaga medis dan kesehatan menjadi benteng terakhir melawan COVID-19, sedangkan garda terdepan adalah masyarakat dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin.

Baca juga: Vaksin Merah Putih sebagai upaya awal kemampuan hadapi pandemi

Merespon dari adanya komando tersebut, pihak The Media Hotel bergerak cepat untuk berkontribusi dengan memberikan apa yang dibutuhkan negara melalui pelayanan dan fasilitas umum perhotelan kelas bintang lima, sebagai tempat naungan bagi para relawan yang berperang melawan pandemi.

“The Media Hotel adalah salah satu hotel yang pertama sekali memberikan fasilitas kepada relawan, lantas setelah itu diikuti oleh lebih banyak hotel-hotel termasuk komunitas masyarakat, yang bergotong royong memberikan bantuan, baik langsung maupun melalui gugus tugas pada saat itu dalam rangka penanganan COVID-19,” kata Doni.

Pada kesempatan tersebut, Doni juga menjelaskan bahwa negara telah menghadapi dinamika yang sangat tinggi dalam penanganan COVID-19 selama kurun waktu setahun ini.

Menurutnya, segala dinamika yang dihadapi itu menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Tidak hanya di Tanah Air saja, beberapa negara di belahan dunia juga mengalami hal serupa.

“Setelah setahun bangsa kita menghadapi pandemi COVID-19 ini, kita melihat ada tren di mana kasus aktifnya meningkat, angka kematiannya juga meningkat, rumah sakitnya juga meningkat penuh, tetapi juga ada masa-masa di mana kita melihat tren kasus aktifnya menurun, rumah sakit agak lowong dan juga kasus kematian menjadi lebih sedikit, ini semua adalah sebuah dinamika yang memang tidak bisa kita hindari,” kata dia.

Baca juga: RI-Singapura bahas kemungkinan pembukaan akses pariwisata

Dalam menghadapi ragam dinamika tersebut, Doni tetap mendorong agar seluruh komponen dapat berkomitmen bersama-sama memutus mata rantai penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 secara kompak.

Selain kekompakan, konsistensi juga menjadi kunci penting penanganan pandemi. Hal itu sebagaimana yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo.

“Tetapi kita harus yakin bahwa, kalau kita mengikuti arahan dari pemerintah yang selalu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo tentang patuh kepada protokol kesehatan 3 M, mengikuti program 3T dan juga ikut mendukung program vaksinasi serta ditambah dengan disiplin yang tinggi, kompak, selalu bisa berkolaborasi, gotong royong dan juga konsisten, tidak boleh lengah, jangan kendor,” kata Doni.

Sebagaimana menurut perkembangan penanganan COVID-19 secara global, Doni mengatakan hingga saat ini belum ada yang dapat menentukan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir.

Mengacu pada data perkembangan dalam tiga bulan terakhir pada awal 2021, Doni melihat bahwa kasus aktif COVID-19 di Tanah Air telah mengalami penurunan secara bertahap.

Kasus aktif pada bulan Januari ada sebanyak 175.095 dan pada bulan Februari 155.765. Angka tersebut menunjukkan kasus aktif bulan Februari turun hingga 11,03 persen dari bulan Januari.

Kemudian pada bulan Maret kasus aktif berada pada angka 125.279 atau turun hingga 19,5 persen dari bulan Februari.

Baca juga: 6.389.837 jiwa telah menjalani vaksinasi dosis pertama
Baca juga: Kemenkes bangun sistem ketahanan kesehatan hadapi wabah

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021