Di awal tahun ini, LPEI kembali membuka kelas pelatihan bagi pelaku UMKM berorientasi ekspor

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kendal dan Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengembangkan kapasitas pelaku industri kecil dan menengah serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Direktur Eksekutif LPEI D James Rompas mengatakan dalam kerja sama tersebut, LPEI akan membuka program pelatihan tematik ekspor untuk IKM dan UMKM di Kendal dan Demak dengan tujuan meningkatkan kemampuan para pelaku usaha untuk dapat menghasilkan produk berorientasi ekspor yang unggul dan berdaya saing. Kerja sama itu akan berlaku hingga 25 Maret 2022 dan dapat diperpanjang.

"Program pelatihan tematik ekspor ini sejalan dengan misi LPEI sebagai Special Mission Vehicle atau SMV Kementerian Keuangan, dimana salah satu mandatnya mendorong pengembangan ekspor nasional. Hal ini juga merupakan bagian dari Coaching Program for New Exporters (CPNE) yang sudah diselenggarakan LPEI sejak 2015 lalu," ujar James melalui keterangan di Jakarta, Kamis.

James menuturkan LPEI memiliki program CPNE yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha hingga mencetak eksportir baru. Program tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan selama satu tahun.

"Di awal tahun ini, LPEI kembali membuka kelas pelatihan bagi pelaku UMKM berorientasi ekspor,’" kata James.

James menambahkan selama 2020, CPNE LPEI dilaksanakan secara virtual dengan mengikutsertakan UMKM yang tersebar di wilayah Yogyakarta, Makassar, dan Kalimantan.

Meski dilakukan secara virtual, LPEI mampu melahirkan 21 eksportir baru dimana empat diantaranya berasal dari wilayah Indonesia timur. Eksportir baru binaan LPEI tersebut bergerak di berbagai sektor yang diantaranya furnitur serta makanan dan minuman.

’’Pandemi COVID-19 bukan halangan bagi kami untuk tetap menjalankan program CPNE sebagai salah satu mandat dan dukungan LPEI kepada segmen UMKM berorientasi ekspor. Dalam hal ini, kami memberikan pendampingan agar para pelaku UMKM tetap dapat mempertahankan bisnisnya bahkan diharapkan mampu melakukan ekspor perdana," ujar James.

Pada 2021, LPEI berencana melaksanakan program CPNE di tiga kota, yaitu Medan, Surakarta, dan Bali dengan materi pelatihan berupa mekanisme ekspor, penyusunan laporan keuangan hingga akses pembiayaan ekspor. Dalam waktu dekat, CPNE akan dimulai bulan Maret 2021 di Kota Surakarta.

’"Kami berharap pandemi akan segera berakhir dan pendampingan UMKM bisa dilakukan secara langsung dan tatap muka sehingga bisa lebih optimal," kata James.

Selain pendampingan dan pelatihan, program CPNE juga akan mengikutsertakan UMKM terpilih untuk mengikuti pameran berskala internasional seperti Trade Expo Indonesia. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada pelaku usaha dengan calon pembeli dari luar negeri secara langsung. Program itu juga dipastikan tidak akan dipungut biaya.

Kerja sama LPEI dengan Pemkab Kendal tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani pada Kamis ini oleh Direktur Eksekutif LPEI D. James Rompas dengan Bupati Kendal Dico Ganinduto di Kendal dan disaksikan oleh Menteri Keuangan.

Pada saat yang bersamaan ditempat yang berbeda, penandatangan nota kesepahaman kerja sama juga dilakukan oleh Direktur Pelaksana III Agus Windiarto dengan Pemerintah Kabupaten Demak di Demak yang disaksikan oleh Wakil Menteri Keuangan.

Baca juga: LPEI biayai PTDI ekspor pesawat CN-235 senilai Rp354 miliar
Baca juga: DPR ingin LPEI bangkitkan UMKM berorientasi ekspor
Baca juga: LPEI dorong pelaku usaha optimistis dapat pulih di 2021

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021