Moskow (ANTARA News/AFP) - Sejumlah anggota badan keamanan Rusia tewas ketika berusaha menangkap gerilyawan yang terkait dengan pemboman stasiun metro Moskow, kata seorang pejabat, Rabu.
"Kemarin (Selasa) kami melakukan sebuah operasi khusus di Dagestan. Malangnya, akibat dari operasi khusus itu, sejumlah prajurit FSB tewas, beberapa terluka," kata kepala badan keamanan FSB, Alexander Bortnikov.
"Kami bekerja untuk menghancurkan kelompok yang terkait dengan peledakan di metro Moskow," kata Bortnikov, seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti.
Ia tidak memberikan penjelasan terinci mengenai jumlah orang yang tewas.
Dua serangan bom bunuh diri terhadap stasiun KA metro Moskow pada 29 Maret menewaskan 40 orang dan melukai lebih dari 100.
Serangan-serangan meningkat di Rusia dalam beberapa waktu terakhir ini.
Sedikitnya tiga orang tewas dan delapan lain cedera ketika bom meledak di dekat sebuah kafe di pusat kota Stavropol, Rusia selatan, pada 26 Mei, menurut kantor-kantor berita Rusia.
Pada 29 April, serangan bom mobil bunuh diri menewaskan dua polisi dan melukai tujuh orang di Kaukasus Utara Rusia, kata seorang juru bicara kepolisian provinsi Dagestan.
Pelaku meledakkan bom setelah polisi menghentikan mobilnya di sebuah pos pemeriksaan sekitar 100 kilometer sebelah utara ibukota Dagestan, Makhachkala.
Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.
Serangan bom itu terjadi sebulan setelah dua pemboman yang dilakukan wanita-wanita penyerang bunuh diri dari Dagestan menewaskan 40 orang di metro Moskow pada 29 Maret, yang meningkatkan kekhawatiran mengenai gelombang serangan baru di wilayah Rusia itu oleh gerilyawan yang berpangkalan di Kaukasus.
Pemboman Moskow itu disusul dengan sejumlah serangan mematikan di Kaukasus Utara, termasuk dua ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 12 orang, sebagian besar polisi, di Dagestan pada 31 Maret.
Serangan-serangan itu telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010