Palembang (ANTARA News) - Dosen Universitas Singapura, Dr Azhar Ibrahim Alwee mengatakan, pembelajaran sastra sangat penting dalam pembangunan karena akan mendorong masyarakat bisa bersikap lebih kritis.
Pembelajaran sastra akan mengacu kepada kesadaran sosial yang kritis, sehingga pembangunan akan menjadi terarah, kata Azhar, saat menjadi pembicara dalam seminar internasional, di Palembang, Rabu.
Seminar internasional bahasa, sastra dan budaya digelar di Palembang, 1-2 Juni 2010 dilaksanakan Forkibastra Balai Bahasa Sumsel.
Menurut Azhar, makna dari sastra dapat mengarahkan kepada pemberdayaan yang bukan saja membuat orang menjadi tegas, tetapi juga mampu untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Identitas manusia harus tegas dan bebas dari ketergantungan, dan itu bisa didapat dalam pelajaran sastra, ujar dia.
Dia menegaskan bahwa sastra merupakan dokumen kebudayaan yang tidak boleh dianggap bersaingan dengan politik sekarang ini.
Kebersamaan dalam globalisasi mengundang gagasan multibudaya, dengan menempatkan identitas politik kelompok masing-masing sebagai hak kemanusiaan, kata dia lagi.
Karena itu, pihaknya mengusulkan kurikulum multibudaya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra.
Kesemuanya itu, tidak lain bertujuan untuk menjadikan pemberdayaan identitas budaya lokal yang ampuh, ujar Azhar.
Dia juga berpendapat, umumnya pembelajaran sastra memerlukan nafas baru, sehingga perlu melakukan pendekatan dalam pengajaran.
Dalam makalah berjudul "Pentingnya Paduan Sastra dan Sains Sosial dalam Menghadapi Globalisasi" itu, juga dipertegas bahwa bahasa, sastra, dan budaya merupakan cermin dalam kehidupan manusia. (U005/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010