Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) menyatakan kandungan fitonutrien berupa vitamin A dan E dalam minyak sawit menyimpan potensi besar yang dapat memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional
Ketua Umum APOLIN Rapolo Hutabarat di Jakarta, Kamis menyatakan dari data yang dikumpulkan asosiasinya, potensi ekonomi betakaroten minyak sawit sebesar 4,7 miliar dolar AS per tahun dan tokoferol punya nilai tambah 2,7 miliar dolar AS per tahun.
“Industri sawit ini dapat menjadi tambang ekonomi Indonesia di masa depan. Apabila, industri dengan dukungan pemerintah mengoptimalkan nutrisi sawit," ujarnya dalam Dialog Webinar bertemakan “Fitonutrient Sawit untuk Gizi Kesehatan dan Personal Care”
Fitonutrien sawit sangat dibutuhkan bagi pola hidup seimbang. Demikian pula, industri farmasi dan kecantikan bagi perekonomian bangsa.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian RI.Abdul Rochim menjelaskan kondisi pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran terhadap penguatan imunitas tubuh dan higienitas tubuh menjadi prioritas masyarakat Indonesia dan dunia.
“Produk hilir minyak sawit berupa fitonutrient (Vitamin A dan E) serta personal care diminati pasar dalam negeri dan ekspor, karena performa tinggi pada harga yang bersaing,” katanya dalam webinar yang digelar APOLIN serta dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) itu.
Sementara itu Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin RI Emil Satria mengakui kinerja industri hilir kelapa sawit mengalami kenaikan karena produk hilir oleokimia banyak digunakan sebagai bahan pembersih (sabun, personal care, personal wash dan juga glycerine), yang sedang dibutuhkan seluruh dunia dalam rangka menghadapi pandemi global.
“Termasuk produk fitonutrien (Vitamin E dan A) dari minyak sawit juga sangat diminati pasar karena berdasarkan literatur kesehatan kedua vitamin tersebut sangat esensial meningkatkan imunitas tubuh,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian menitikberatkan empat langkah untuk mendukung industri oleokimia dan fitonutrien sawit. Pertama, restrukturisasi tarif pungutan ekspor progresif, untuk mengamankan bahan baku CPO/CPKO di dalam negeri.
Kedua, diskon harga gas bumi industri oleokimia; terdapat 8 perusahaan (12 pabrik) telah mendapatkan harga ±USD6/MMBTU, menyusul 4 perusahaan berikutnya.
Ketiga, peluang Insentif Perpajakan Super Deduction Tax untuk Inovasi Litbang (PMK No 153/2020) oleh sektor industri.
Keempat, penerbitan IOMKI (Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri) dan pengawasan/pengendalian selama Pandemi COVID-19, sesuai SE Menperin No. 8/2020.
Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia, Darmono Taniwiryono menyatakan fitonutrien minyak sawit memiliki manfaat untuk antioksidan dan anti-inflasmasi.
Betakaroten di dalam minyak sawit mencapai 2.500 ppm yang dapat digunakan untuk mencegah stunting dan peningkatan kecerdasan.
Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021