Kementerian Pertahanan Taiwan segera membantah berita rudal darat ke darat yang berjangkauan tembak menengah itu, tetapi mengatakan riset sedang dilakukan mengenai "berbagai sistem senjata".
Rudal yang didesain untuk mencapai sasaran sejauh 2.000 km akan diluncurkan Kamis dan Jumat dari Chiupeng, satu pangkalan di Taiwan selatan yan dijaga ketat, kata majalah Next Magazine yang berpusat di Taipei.
Jika berhasil, proyek senjata bersandi "Ching Sheng" itu akan memasuki tahap produksi massal, sebut majalah yang biasa mengutip sumber yang mengetahui baik soal itu.
Kementerian itu berencana menggelar 150 rudal seperti itu,lebih 240 rudal jelajah yang ada sekarang, untuk membentuk satu dari penangkal-penangkal utama pulau itu menghadapi serangan China, katanya.
Rudal jangkauan menengah itu juga bisa digunakan untuk menyerang kota-kota besar China lainnya seperti Shanghai dan Chongqing serta pangkalan-pagkalan rudal balistik di China timur dan tenggara, katanya.
"Riset dan pengembangan berbagai sistem senjata telah dilakukan sesuai rencana," kata seorang pejabat kementerian kepada AFP, tetapi menambahkan "isi berita itu tidak benar".
Ketegangan di Selat Taiwan mereda sejak Presiden Taiwan Ma Ying Jeou dari partai Kuomintang, yang bersahabat dengan China berkuasa tahun 2008, berjanji akan meningkatkan hubungan perdagangan dan mengizinkan lebih banyak wisatawan China mengunjungi pulau itu.
Beijing masih menolak menghentikan penggunaan kekuatan militer terhadap Taiwan seandainya pulau itu mengumumkan kemerdekaan secara resmi, yang membuat pulau itu berusaha memiliki lebih banyak senjata pertahanan.
Pulau itu memiliki pemerintah sendiri sejak melepaskan diri dari daerah daratan pada akhir perang saudara tahun 1949.
Majalah itu memberitakan China telah meningkatkan jumlah rudalnya yang diarahkan ke pulau itu dari 300 tahun 2001 menjadi 1.400 tahun 2008.
H-RN/M016
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010