Jakarta (ANTARA) - PT Kalbe Farma Tbk akan meningkatkan produksi kit RT LAMP Saliva yang menggunakan air liur untuk tes diagnostik COVID-19 hingga dua juta unit per bulan.
"PT KalGen DNA saat ini mampu memproduksi kit Elva diagnostic ini sebanyak 460.000 per bulan dan kapasitas ini akan ditingkatkan menjadi 2 juta per bulan dalam waktu dua sampai tiga bulan mendatang," kata Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady dalam seminar virtual (webinar) Ristek/BRIN Kalbe Science Awards 2021 "Saliva RT LAMP Covid-19: Deteksi Nyaman dengan Air Liur", Jakarta, Kamis.
Inovasi karya anak bangsa itu diproduksi oleh PT KalGen DNA serta didistribusikan melalui PT Enseval Medika Prima, dan kedua perusahaan itu merupakan anak perusahaan dari PT Kalbe Farma.
"Kit RT LAMP Saliva ini akan didistribusikan ke rumah sakit, puskesmas dan layanan kesehatan yang ada di Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Kalbe: RT LAMP Saliva bisa mendeteksi varian B117 dari Inggris
Baca juga: Menteri: Tes COVID-19 dengan RT LAMP Saliva setengah harga dari RT PCR
IVD Division Research Manager di Stem Cell and Cancer Institute PT Kalbe Farma Tbk, Akterono Dwi Budiyati, mengatakan proses penelitian RT LAMP Saliva sudah dilakukan mulai Juni 2020, dan Maret 2021 telah mendapat nomor izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan nomor AKD 20303120508 dan merk ELVA Diagnostic SARS-CoV-2 Saliva Nucleic Acid Test Kit.
"Kehadiran tes inovatif ini bisa menjadi pilihan yang sangat baik karena memiliki performa akurasi tinggi, dengan sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen," ujarnya.
Selain itu, cara pengambilan sampelnya hanya dari saliva (air liur), sehingga memberikan kenyamanan dan kepraktisan dalam tes COVID-19.
"Sampel saliva tidak membutuhkan alat khusus dan tidak menimbulkan risiko muntah ataupun hidung sensitif, dimana hal ini sangat memudahkan bagi anak-anak atau orang yang hipersensitif," ujar Akterono.
Tes RT LAMP adalah tes molekular yang termasuk dalam kategori Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) bersama dengan RT PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/ 3602/2021.
Sebagai tes molekuler, akurasi metode RT LAMP jauh lebih baik dibandingkan tes cepat (rapid tes) antigen yang mendeteksi protein virus.
Akterono menuturkan dalam penggunaan kit tersebut, hanya membutuhkan tenaga laboratorium dengan kemampuan dasar teknis aseptik dan prinsip kerja di fasilitas molekuler untuk menganalisis sampel air liur. Alat utama yang digunakan untuk reaksi RT LAMP adalah waterbath (pemanas), tidak seperti RT PCR yang membutuhkan mesin PCR.
Pada hasil pengujian COVID-19 menggunakan RT LAMP Saliva, warna kuning menunjukkan positif COVID-19, dan warna merah muda (pink) menggambarkan negatif COVID-19.*
Baca juga: Menristek: RT LAMP Saliva tingkatkan kapasitas pengujian COVID-19
Baca juga: Menristek: RT Lamp Saliva gunakan air liur permudah tes COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021