Upaya '3T' akan lebih mudah dilakukan apabila kita mempunyai layanan FKTP yang memadai sehingga mendukung pengendalian penularan

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pandemik COVID-19 menjadi momentum bagi Pemerintah untuk membenahi sistem pelayanan kesehatan yang di antaranya mencakup ketersediaan sumber daya manusia (SDM), kemandirian obat-obatan dan alat kesehatan serta peningkatan riset.

"Terjadinya pandemik COVID-19 memberikan kita suatu pelajaran berharga mengenai pentingnya memperkuat sistem layanan kesehatan kita, terutama dalam melakukan '3T' yaitu testing, tracing dan treatment," kata Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya pada web seminar Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia yang diselenggarakan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia secara daring, Kamis.

Pengendalian penularan COVID-19 di Indonesia akan lebih cepat dan mudah ditangani, apabila puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki sarana memadai.

"Upaya '3T' akan lebih mudah dilakukan apabila kita mempunyai layanan FKTP yang memadai sehingga mendukung pengendalian penularan," tukas-nya.

Baca juga: Wapres: Klinik BUMN, swasta bantu puskesmas utamakan layanan preventif

Baca juga: Wapres minta puskesmas perkuat pelayanan publik


Selain itu, lanjut Wapres, pandemik juga menyadarkan pentingnya Indonesia menjadi mandiri dalam hal penyediaan tenaga kesehatan, obat-obatan, vaksin, alat kesehatan dan kemampuan riset.

Wapres mengatakan, Indonesia masih menghadapi masalah sebaran tenaga kesehatan yang belum merata, khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar.

"Laporan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 menyebutkan jika 19,7 persen puskesmas masih kekurangan dokter dan 65,6 persen puskesmas masih belum memiliki jumlah tenaga preventif dan promotif yang lengkap," papar-nya.

Sementara terkait obat-obatan dan vaksin, Indonesia masih belum dapat memenuhi ketersediaan bahan baku dari dalam negeri. Wapres menyebutkan sebanyak 90 persen bahan baku obat-obatan masih diimpor.

Hal serupa juga terjadi di bidang penyediaan alat kesehatan, lanjutnya, dengan 94 persen alkes yang beredar di Indonesia merupakan produk impor.

"Sampai saat ini alkes yang diproduksi di dalam negeri masih didominasi oleh produk-produk dasar dengan teknologi sederhana, dengan angka pertumbuhan industri alkes mencapai 12 persen setiap tahunnya,” tutur-nya.

Oleh karena itu, Wapres berharap seluruh pihak terkait dapat mendukung upaya perbaikan sistem pelayanan kesehatan, sehingga kemandirian dan ketahanan kesehatan di Indonesia dapat terwujud.

"Saya berharap kemampuan ini, juga riset pengembangan alat-alat kesehatan serta obat-obatan, terus ditingkatkan karena hal ini sangat vital bagi upaya kita membangun kemandirian kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Wapres minta masyarakat lebih banyak dilibatkan pelaksanaan vaksinasi

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021