Athena (ANTARA News) - Seorang aktivis Yunani Selasa menngisahkanmomen tentara Israel menyerang konvoi kapal bantuan menuju-Gaza yang malang, dengan menggunakan peluru karet, gas air mata dan senjata yang dimuati getaran listrik untuk menundukkan orang-orang diatas kapal itu.
"Tentara Israel melompat ke kapal sekitar pukul 5.30 Senin," kata Michalis Grigoropoulos tentang serangan sebelum fajar oleh pasukan Israel di perairan internasional yang menewaskan sembilan aktivis dan memicu kebencian global itu, sebagaimana dikutip dari AFP.
Grigoropoulos naik kapal Eleftheri Mesogeio, lebih kecil dibanding kapal pelopor, Mavi Marmara, yang tentara Israel serang sebelumnya.
"Mereka menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata dan kemusian menggunakan senjata kejutan listrik pada beberapa aktivis," ia menuturkan pada konferensi pers tak lama setelah Israel mendeportasinya dan lima rekannya ke Athena.
"Satu jam sebelumnya, pada pukul 4.30 waktu setempat, kami mendengar tembakan senjata di kapal Turki Mavi Marmara, tentara Israel melompat dari helikopter ke kapal itu," katanya.
Israel masih menahan ratusan dari 686 penumpang yang mereka tangkap dan bawa ke pelabuhan Ashdod di Israel, tempat Grigoropoulos mengatakan ia tetap dilarang berkomunikasi, ditolak aksesnya ke pengacara dan dibuatkan kertas tanda yang ia tidak mengerti.
Grigoropoulos mengkritik "kondisi tahanan yang buruk di Ashdod, tempat 500 orang dimasukkan bersama-sama", mengatakan bahwa "dua aktivis Yunani telah dipukuli" di tempat itu oleh polisi Israel.
"Mereka membuatkan saya kertas pertanda pada pengusiran saya, tanpa saya tahu apa di kertas itu, karena saya tidak memiliki hak akans seorang penterjemah, pengacara atau berkomunikasi dengan keluarga saya," ia mengatakan.
Kapten Eleftheri Mesogeio, Zaharias Stilianakis, yang termasuk di antara mereka yang dipulangkan ke Athena, menyatakan bahwa "setelah serangan mereka terhadap kapal itu, pasukan tentara khusus memutuskan semua alat komunikasi".
Anggota awak lainnya, Aris Papadokostopolos menceritakan bahwa dua dari orang-orang Yunani yang ditahan "telah dipukul karena mereka menolak memberikan sidik jari digital mereka".
Setelah menyerang kapal itu, tentara kemudian "memutus semua bentuk komunikasi", Papadokostopoulos menambahkan.
Sekitar 30 aktivis Yunani pro-Palestina dari konvoi kapal bantuan itu masih ditahan di Israel. Aktivis yang menolak mengenalkan diri mereka dibawa ke penjara Israel.
Israel menuduh para aktivis di kapal terbesar dalam konvoi itu, Mavi Marmara, telah menghasut konfrontasi dengan menyerang tentaranya ketika mereka naik kapal itu.
(S008/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010