Jakarta (ANTARA) - Pakar Ilmu Politik Universitas Indonesia Arbi Sanit meninggal dunia pada Kamis, pukul 07.15 WIB, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, setelah menjalani perawatan di ruang intensif ICCU RSCM, Rabu (24/3).

Arbi Sanit, dosen senior Ilmu Politik di UI dan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan penyakit jantung dan liver, demikian informasi yang dihimpun dari beberapa sumber.

Pakar politik itu lahir di Painan, Sumatera Barat, 4 Juni 1939, dan berpulang pada usia 82 tahun.

Semasa hidupnya, Arbi Sanit telah menerbitkan beberapa buku yang menjadi pedoman bagi banyak mahasiswa Ilmu Politik di Indonesia. Buku-buku yang ia tulis, di antaranya Sistem Politik Indonesia (1981); Perwakilan Politik di Indonesia (1985); dan Partai, Pemilu, dan Demokrasi (1997).

Ia merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia tahun 1969. Arbi Sanit sempat mengambil program tanpa gelar di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat pada 1973-1974.

Kepergian Arbi Sanit disambut ucapan duka dari sejumlah akademisi, politisi, dan praktisi, di antaranya Yusril Ihza Mahendra, Henry Subiakto, dan Rachland Nashidik.

Rachland, sebagaimana dikutip dari akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik, mengenang sosok Arbi Sanit sebagai tokoh intelektual yang memihak pada kelompok marjinal.

Innalillahi wainailaihi rojiuun. Seorang akademisi yang teguh pada sikap kritis dan kemerdekaan akademis. Intelektual yang memihak pada the underdog, rakyat yang ditinggalkan atau disingkirkan. Ini kehilangan besar bagi seluruh cendekia Indonesia,” kenang Rachland lewat cuitannya, Kamis.

Sementara itu, Yusril Ihza Mahendra, lewat cuitannya di akun Twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd mengenang sosok Arbi Sanit sebagai pribadi yang ramah dan seorang pemikir dengan analisa yang tajam.

“Kita kehilangan seorang akademisi ilmu politik dengan wafatnya Drs Arbi Sanit pagi ini di RSCM Jakarta. Saya mengenal almarhum sejak saya mahasiswa di FH UI Rawamangun tahun 1976. Beliau dosen FISIP UI, saya pun sempat jadi asisten dosen di FISIP UI yang gedungnya bersebelahan,” unggah Yusril, Kamis.

“Sejak itu seringkali saya bertemu dan bergaul dengan beliau, bahkan sempat sama-sama menjadi Tim Ahli DPR sekitar tahun 1993-1995 bersama Maswadi Rauf, dll. Pak Arbi adalah pribadi yang ramah. Analisanya tajam. Walau beda pendapat dengan seseorang, secara pribadi tetap baik,” ujar Yusril mengenang sosok Arbi Sanit.

Baca juga: Pengamat : Presiden perlu evaluasi Kemendes

Baca juga: Arbi Sanit: visi misi capres bukan pertimbangan utama

Baca juga: Pengamat nilai Megawati hati-hati majukan Jokowi capres

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021