Pamekasan (ANTARA News) - Seorang balita, Hamaim Masnun (5) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menderita gizi buruk dengan berat badan hanya 6,5 kilogram.

Anak keluarga miskin dari pasangan suami istri Urib Hasbullah dan Siti Romlah ini sudah menderita giri buruk sejak berumur 4 bulan.

Saat lahir Hamaim lahir dengan kondisi normal, dengan berat badan, 3,3 kilogram. Namun setelah berumur empat bulan, ia sering sakit hingga badannya kurus kering.

"Akhirnya seperti ini kondisinya. Dia ini tidak kuat lagi untuk berjalan," kata paman Hamaim, Bambang Widiatmono, Selasa.

Sejak Hamaim sakit-sakitan ia tidak lagi bersama kedua orangtuanya. Ayahnya Urib dan ibunya Siti Romlah memilih pergi ke Malang menjadi pemulung untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Meski kedua pasangan suami istri ini hanya memiliki satu anak, namun kehidupan ekonomi mereka sangat memprihatinkan.

Kini Hamaim Masnun, tinggal bersama neneknya Samiah dan pamannya Bambang.

"Bambang ini yang selalu membantu mencarikan uang jajan untuk Hamaim. Sebab orangtuanya sendiri jarang berkirim uang untuk anaknya. Mungkin karena disana juga sudah kesulitan," kata Samiah.

Menurut ketentuan medis, berat ideal anak berumur lima tahun sekitar 15 kilogram.

"Rata-rata kalau umurnya lima tahun berat idealnya sekitar 15 kilogram, itu sudah tergolong sehat," kata Humas RSD Pamekasan, dr.Iri Agus Subaidi, saat meninjau kondisi balita bergizi buruk tersebut di Desa Betet.

Keluarga Hamaim Masnun ini tidak memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), sehingga pihak keluarga tidak pernah merujuk ke rumah sakit. Apalagi penghasilan pamannya Bambang, yang hanya penjual rujak manis itu, kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup di keluarga itu.

"Ya terpaksa kami biarkan dan tidak pernah dibawa kemana-mana," kata Samiah.

Dr Iri Agus Subaidi, Selasa, langsung membawa Hamaim Masnun ke rumah sakit daerah (RSD) Pamekasan untuk mendapatkan perawatan medis.

Menurut Agus Subaidi, Hamaim akan tetap menggunakan program jamkesmas dengan menggunakan surat keterangan miskin (SKM) yang akan ditandatangani oleh Bupati Pamekasan.


Temuan Kedua

Temuan balita bergizi buruk sebagaimana dialami Hamaim Masnun ini, merupakan temuan kali kedua tim Humas RSD Pamekasan.

Sebelumnya seorang balita di bernama Imroatul Jamilah (5), warga Dusun Temor Soksok, Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, juga menderita gizi buruk sejak berumur delapan bulan lalu.

Anak kedua dari pasangan suami istri Mohammad Sholehuddin dengan Halimatus Sakdiyah itu terpaksa hanya berbaring lemas di rumahnya di Dusun Temor Soksok, karena orang tuanya tidak mempunyai biaya untuk perawatan.

Saat lahir, ia terlihat normal dengan berat badan 2,9 kilogram. Namun setelah berumur delapan bulan ia menderita diare dan muntah-muntah, hingga berat badannya turun drastis dan akhirnya kurus kering.

Imroatul pernah dirawat di puskesmas dan oleh petugas disarankan untuk rawat inap. Namun karena tidak memiliki biaya, dan keluarga Sholehuddin juga tidak memiliki kartu jamkesmas, maka Imroatun terpaksa dibiarkan.

"Mau bagaimana lagi, wong untuk dimakan saja kadang kami tidak punya," kata Halimatus dengan linangan air mata.

Saat ini berat badan penderita gizi buruk Imroatul Jamilah hanya lima kilogram, jauh berat balita normal delapan kilogram. (ZIZ/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010