Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar rupiah pada 2011 akan tetap stabil dengan kecenderungan melemah dibandingkan 2010.
"BI memprediksi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran 9.200-9.600 dengan kecenderungan bias ke atas," ujar Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa malam.
Darmin menambahkan dengan prediksi itu, maka asumsi rata-rata nilai tukar rupiah yang digunakan pemerintah yakni dalam kisaran Rp9.100 hingga Rp9.400 per dolar AS masih cukup realistis untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun Anggaran 2011.
"Secara umum asumsi pemerintah itu juga masih dalam kisaran proyeksi nilai tukar BI," ujarnya.
Menurut dia, perkembangan harga komoditas internasional pada 2011 akan mempengaruhi perkembangan harga domestik yang berbeda dengan 2010 dimana kecenderungan kenaikan harga komoditas internasional masih dapat diimbangi oleh kecenderungan nilai tukar.
"Untuk itu, dengan prospek nilai tukar cenderung melemah 2011, dampak kenaikan harga komoditas internasional terhadap harga domestik menjadi lebih tinggi," ujarnya.
Sementara, terkait suku bunga SBI 3 bulan, Darmin mengatakan asumsi rata-rata suku bunga SBI 3 bulan di 2011 dapat mencapai 6,5 hingga 7 persen dan angka itu tidak jauh berbeda dengan perkiraan SBI Pemerintah sebesar 6,3 sampai 6,7 persen.
Ia mengatakan kenaikan itu, suku bunga rata-rata SBI, telah dilakukan dengan mempertimbangkan prospek ekonomi pada 2011 yang semakin baik diikuti oleh kecenderungan peningkatan tekanan inflasi.
"Prediksi itu juga disebabkan karena terbuka kemungkinan negara maju akan menaikan suku bunga kebijakan moneter mereka," ujarnya. (Ant/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
lalu kembangkan faktor pariwisata di daerah2 lain selain bali... karna akan meningkatkan pendapatan masyarakat di daerahnya... dan itu akan meningkatkan daya beli masyarakatnya, lalu bsa menjadi kenaikan pendapatan pajak negara dlm konsumsi....