Baca juga: Komnas: perempuan menjadi sasaran industri rokok
Baca juga: Perempuan adalah korban rokok, jangan hanya diam
Ia mengatakan bahwa dalam situasi seperti saat ini dibutuhkan pemahaman pada ibu rumah tangga untuk menjaga kesehatan anak-anak dan keluarga. Untuk itu, lima perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia ini hadir untuk berkolaborasi melakukan pengabdian kepada masyarakat lintas kampus pada isu pengendalian tembakau.
"Pengabdian lintas kampus yang melibatkan perguruan tinggi dari berbagai wilayah di Indonesia ini kami harap dapat meningkatkan upaya pengendalian tembakau bagi perempuan dan anak-anak di seluruh Indonesia,” kata Lestari Nurhajati.
Ia menjelaskan bahwa selama ini upaya pengendalian tembakau di Indonesia masih terfokus pada perokok laki-laki karena jumlahnya yang sangat tinggi.
Sementara, upaya pengendalian tembakau di Indonesia juga kurang melibatkan peran serta kelompok masyarakat rentan, seperti perempuan dan anak-anak.
"Padahal, menurut World Health Organization (WHO), 600 ribu perempuan di dunia menjadi perokok pasif dan 64 persen kematian perokok pasif berasal dari kaum perempuan," katanya.
Baca juga: Merokok, pilihan mati secara perlahan
Sebelumnya, ada 10 perguruan tinggi yang juga telah melakukan kolaborasi dalam upaya pengendalian tembakau bagi perempuan dan anak-anak.
Ke-10 perguruan tinggi negeri dan swasta itu adalah Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Moestopo Beragama, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Universitas Mulawarman (UNMUL), Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Negeri Surakarta (UNS), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA).
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021