Jakarta (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan penyelidikan imparsial dalam serangan Israel terhadap armada Kapal bantuan untuk Gaza.

Pernyataan itu mengatakan penyelidikan harus "cepat, tidak memihak, kredibel dan transparan".

Pernyataan tersebut diambil setelah berjam-jam diskusi ketika dewan membahasnya sepanjang malam.

Setidaknya sembilan aktivis tewas ketika pasukan Israel menyerbu kapal-kapal di perairan internasional.

Pernyataan tersebut adalah hasil kompromi antara Turki dan Amerika Serikat, dengan Turki enggan untuk mengkritik lebih tajam terhadap Israel, sementara Amerika Serikat, sekutu Israel yang paling dekat, dengan bahasa yang digunakan ingin marah, kata wartawan BBC untuk PBB Barbara Plett di New York.

Dewan Keamanan meminta segera dibebaskannya kapal serta serta warga sipil yang ditahan oleh Israel.

Sebelumnya, Menteri luar negeri Turki menyebut aksi Israel sebagai "pembunuhan oleh negara".

Utusan Israel untuk PBB mengatakan, pasukan bertindak untuk membela diri ketika aktivis menyerang mereka.

Bagi Israel, ada kemungkinan menjadi konsekuensi buruk dalam diplomasi. Tekanan untuk mengakhiri blokade Gaza akan meningkat--dari sekutu Israel, serta musuh-musuhnya.

Kerusakan atas apa yang tersisa dari aliansi Israel dengan Turki sangat serius. Turki penting karena sebagai perantara Eropa dan Muslim Timur Tengah--dimana berpengaruh nyata dalam diplomatik. Israel selalu mengandalkan dukungan pada Turki, sekarang tidak mungkin lagi.

Satu pertanyaan adalah seberapa kuat Amerika Serikat mencoba mempertajam kritik bagi Israel. Hubungannya sendiri dengan Israel sudah dalam krisis. Pembicaraan mereka mensponsori perdamaian antara Israel dan Palestina mungkin akan dilanjutkan, tetapi dibawah awan yang bahkan lebih gelap.

"Armada (kapal) itu sesuatu tapi misi kemanusiaan," kata wakil Duta Besar Israel untuk PBB Daniel Carmon.

Dia mengatakan para aktivis telah menggunakan "pisau, tongkat, dan senjata lain" untuk menyerang para prajurit yang naik ke kapal terdepan, Marmara Mavi.

Para pegiat kemanusiaan bersikeras tentara menembak tanpa provokasi apa pun.

Beberapa dari lebih 600 pengunjuk rasa di atas kapal, termasuk mantan duta besar AS, akan dideportasi, sementara yang lain sedang ditahan dan diinterogasi di Penjara Beersheva di Israel selatan, kata laporan BBC dari Gaza.

Israel telah memberlakukan "pemadaman" informasi, sehingga sulit untuk mengumpulkan informasi tangan-pertama dari para pegiat kemanusiaan.

Kapal-kapal itu membawa 10.000 ton bantuan dalam upaya untuk memecahkan blokade Israel tiga tahun di Jalur Gaza.

Israel mengatakan akan menyerahkan bantuan kapal kargo ke Gaza hari Selasa melalui jalur darat.

Pemerintah Israel kini terlibat dalam pertempuran kehumasan berusaha untuk menempatkan seluruh versinya terkait peristiwa itu, mereka telah merilis gambar video yang menunjukkan demonstran di atas kapal bantuan menyerang beberapa dari petugas mereka.

Kemudian pada hari Selasa, duta besar NATO akan mengadakan pembicaraan darurat atas permintaan Turki untuk membahas serangan itu.

Protes Global

Sesi pembicaraan darurat Dewan Keamanan dilanjutkan di balik pintu tertutup di kantor pusat PBB di New York.

Negara anggota memperdebatkan suatu reaksi mungkin untuk Israel yang membunuh sembilan aktivis pro-Palestina di perairan internasional.

Sebagian besar aktivis yang tewas diyakini orang Turki, dan Turki memimpin paduan suara kritik Israel di PBB.

Ehud Barak: "Saya berharap bahwa akal sehat akan menang."

"Dalam istilah sederhana, ini sama saja dengan bandit dan pembajakan. Ini adalah pembunuhan yang dilakukan oleh negara," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menjelang sesi itu.

Mr Davutoglu mengatakan kepada BBC bahwa Israel harus mengeluarkan permintaan maaf langsung untuk penyerbuannya atas kapal bantuan dan memulangkan para pegiat pro-Palestina.

Tak satu pun dari 15 anggota Dewan Keamanan vokal dalam pernyataan individualnya, tapi sebagian beser menyerukan sebuah penyelidikan penuh dan kritis terhadap tindakan Israel.

Banyak--termasuk anggota pemegang hak veto seperti Prancis, Rusia dan Cina--juga menuntut mengakhiri blokade Israel di Gaza dimana kapal-kapal bantuan mencoba menerobosnya.

Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, mengungkapkan keprihatinan, meskipun wakil duta besar AS untuk PBB Alejandro Wolff mengatakan masih belum jelas apa yang telah terjadi.

"Amerika Serikat sangat terganggu oleh kekerasan terbaru itu dan menyesalkan hilangnya nyawa secara dan yang cedera di antara mereka yang terlibat dalam insiden tadi malam, kapal-kapal bantuan-Gaza," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010