"Sumbangan terbesarnya dari emas perhiasan yang menyumbang 0,08 persen dari 0,29 persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Selain itu, katanya, penyumbang terbesar lainnya adalah cabe rawit sebesar 0,05 persen, bawang putih 0,03 persen, jeruk dan cabe rawit 0,02 persen. Sedangkan beras, daging ayam ras dan kentang mengalami inflasi 0,1 persen.
Sementara yang memberikan sumbangan deflasi untuk bahan makanan terutama telur ayam ras menyumbang 0,03 persen, ikan segar, tomat sayur dan bawang merah masing-masing menyumbang 0,01 persen.
Sedangkan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, sumbangan inflasi terutama didorong oleh mie sebesar 0,02 persen, nasi dan lauk pauk menyumbang 0,01 persen. Sumbangan deflasi diberikan oleh gula pasir sebesar 0,01 persen.
Kelompok perumahan, biaya tempat tinggal mengalami kenaikan harga 0,13 persen dan menyumbang inflasi Mei 0,01 persen. Sedangkan untuk bahan bakar, penerangan dan air mengalami inflasi 0,02 persen.
Sementara itu kelompok sandang mengalami inflasi 1,19 persen. Untuk jasa kesehatan juga mengalami inflasi sebesar 0,04 persen, kelompok obat-obatan 0,02 persen.
Pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dan peralatan pendidikan justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
BPS mencatat untuk inflasi komponen inti sebesar 0,25 persen, sedangkan harga yang diatur oleh pemerintah mengalami inflasi 0,15 persen. Untuk barang yang bergejolak inflasi di Mei mencapai 0,57 persen.
(T.M041/A023/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010