Palu (ANTARA News) - Markas Besar Kepolisian mengirimkan 210 personel Brimob yang diambil dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara untuk membantu pengamanan Pilkada Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, 2 Juni 2010.
"Polda Kaltim dan Sulut masing-masing mengirim 105 personel Brimob ditambah 157 personel Polda Sulteng dari kesatuan Samapta, Polair dan staf," kata Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs H Andi Hasanuddin, di Palu, Selasa.
Personel bantuan dari Balikpapan dan Manado itu tiba di Palu, Selasa pagi sekitar pukul 06.00 Wita menggunakan pesawat Lion Air. Mereka bergabung dengan 157 personel Polda Sulteng di Bandara Hasanuddin, kemudian diberangkatkan menggunakan truk-truk polisi ke Tolitoli menempuh perjalanan sekitar 10 jam.
Sebelumnya, Polda Sulteng juga sudah mengirim dua peleton Brimob dan puluhan personel Samapta dan intel ke kota cengkeh Tolitoli itu untuk membantu Polres setempat mengamankan situasi Tolitoli yang memanas menjelang Pilkada 2 Juni 2010.
"Bapak Kapolri berpesan kepada saya agar polisi tampil profesional dan netral sebagai pengayom dan pembina masyarakat namun tegas dalam menegakkan hukum," ujar Andi Hasanuddin yang mengaku dihubungi Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri melalui telepon.
Usai melepas personel itu, Kapolda Andi Hasanuddin berangkat ke Tolitoli untuk memantau langsung situasi keamanan daerah itu menjelang Pilkada.
Kapolda mengakui bahwa eskalasi gangguan keamanan di daerah itu meningkat sehubungan pembakaran sejumlah kantor sekretariat panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang mengakibatkan musnahnya sejumlah logistik pilkada yang siap disebar ke TPS.
Beberapa sumber mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 Wita di tujuh kecamatan secara hampir bersamaan.
PPK di Kecamatan Baolan, misalnya, sebelum dibakar diserang dengan lemparan batu hingga kaca-kaca berantakan. Tidak lama kemudian, api menyulut dan dalam waktu kurang dari satu jam, seluruh logistik dan bangunan di lokasi itu terbakar. Kotak suara yang terbuat dari aluminium akhirnya meleleh.
Sekretaris Kecamatan Dampal Utara, Ilham, yang dihubungi terpisah membenarkan bahwa logistik Pilkada di Kecamatan Dampal Utara dan Dampal Selatan juga dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal.
Beberapa saat sebelum pembakaran terjadi, beredar sejumlah pesan singkat yang tidak diketahui sumbernya yang mengatakan bahwa dalam hitungan jam, Tolitoli akan menjadi lautan api.
Kapolda Andi Hasanuddin membenarkan peristiwa itu namun mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada pelaku yang ditangkap polisi.
"Kami minta masyarakat tidak mudah terprovokasi untuk berbuat anarkis. Mari kita semua menjaga keamanan untuk kebaikan bersama. Polisi akan bertindak netral dan mengedepankan tindakan persuasif, namun akan tegas bertindak bila ada yang berbuat anarkis," ujarnya.
Situasi keamanan menjelang Pilkada Tolitoli 2 Juni 2010 mulai memanas setelah meninggalnya Amiruddin H Nua, calon wakil bupati yang berpasangan dengan calon bupati Asis Bestari.
Atas peristiwa itu, KPU pusat mengeluarkan surat ke KPU Sulteng dan Tolitoli Nomor 320/KPU/V/2010 tanggal 27 Mei 2010 yang menyatakan bahwa Pilkada Tolitoli tetap berlangsung dan Asis Bestari tetap bisa mengikuti pilkada meski tanpa wakil.
Namun dua hari kemudian, KPU pusat mengeluarkan surat baru nomor 324 tanggal 29 Mei 2010 yang menganulir surat sebelumnya dan menyatakan bahwa pencalonan Asis Bestari gugur karena tanpa pasangan wakil bupati.
Inilah yang membuat pro-kontra di kalangan pendukung para calon, khususnya antara partai yang mendukung Asis Bestari dengan koalisi partai yang mendukung tiga calon lainnya.
Gubernur Sulteng HB Paliudju kemudian menggelar rapat dengan KPU Sulteng dan anggota Muspida Sulteng di Palu Minggu (30/5) yang memutuskan melanjutkan pilkada dengan menyertakan Asis Bestari dan meminta petunjuk dari Mendagri.
Hal ini semakin memperkeruh situasi di Tolitoli, sementara petunjuk dari Mendagri hingga Selasa siang belum tiba sementara pilkada akan digelar Rabu (2/6) besok.
(T.R007/B013/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010