Kudus, Jateng (ANTARA) - Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Provinsi Jawa Tengah memastikan semua karyawannya yang masuk kerja bebas dari penyakit COVID-19, karena telah menjalani pemeriksaan secara periodik menyusul tersedianya alat GeNose C19.
"Sejak Kamis (18/3), kami melakukan skrining COVID-19 untuk karyawan menggunakan GeNose. Pelaksanaannya bertahap dan akan diulang berkala, dimulai dari bagian yang berisiko paling tinggi terinfeksi COVID-19 seperti IGD, RIK, hingga klinik skrining COVID-19," kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu di Kudus, Rabu.
Baca juga: Kemkes: Pemanfaatan GeNose bagi pariwisata disertai protokol kesehatan
Ia mengungkapkan GeNose merupakan alat untuk pemeriksaan skrining COVID-19 yang mendeteksi pola volatile organic compound (VOC) yang khas pada pasien COVID-19 dalam udara nafas pasien menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
GeNose dapat mendeteksi COVID-19 dengan sensitivitas 89-92 persen dan spesifisitas 95-96 persen.
Baca juga: Penumpang dan awak bus jajal alat GeNose di Terminal Pulogebang
Hasilnya, kata dia, sangat menggembirakan karena semuanya negatif COVID-19. Dari 261 karyawan yang sudah diperiksa, 259 karyawan hasil GeNose-nya negatif, dan dua karyawan yang GeNose-nya positif setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR ternyata PCR-nya negatif.
Para karyawan di RS Mardi Rahayu yang sudah menjalani vaksinasi juga diperiksa kadar COVID-19 antibodi kuantitatif. Tercatat 98 persen dari 170 karyawan yang diperiksa hasilnya sudah terbentuk kekebalan terhadap COVID-19.
Baca juga: Produksi alat GeNose C19 perlu ditingkatkan secara massal
Dengan kedua hasil tersebut, maka masyarakat tidak perlu takut ke RS Mardi Rahayu Kudus karena siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan bisa segera periksa ke RS Mardi Rahayu dengan aman dan tenang.
Jumlah pasien terpapar COVID-19 yang dirawat di RS Mardi Rahayu Kudus juga mulai berkurang, baik suspek, probabel dan konfirmasi COVID-19.
"Sebelumnya rata-rata pasien mencapai 70-an orang per harinya di bulan Januari 2021, saat ini rata-rata jumlah pasien di ruang isolasi khusus (RIK) COVID-19 adalah 20 pasien per hari," ujarnya.
Meskipun terjadi tren penurunan kasus COVID-19, rumah sakit swasta itu tetap berkomitmen untuk mengalahkan COVID-19 karena tetap mempertahankan ruang isolasi dengan kapasitas maksimal saat terjadi lonjakan pasien sampai 86 tempat tidur.
Sementara ruang ICU COVID-19 tetap dipertahankan dengan kapasitas 17 tempat tidur dengan empat ventilator dan 13 alat bantu pernapasan High Flow Nasal Cannula (HFNC). Sedangkan 86 tempat tidur di ruang isolasi COVID-19 juga sudah sesuai standar sehingga sangat aman bagi pasien dan tenaga kesehatan.
Jalur untuk pasien COVID-19 hingga kini juga tetap dipisahkan dengan jalur pasien selain COVID-19, baik di IGD, rawat jalan, maupun rawat inap.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021