Paris (ANTARA News/AFP) - Bursa saham Eropa umumnya ditutup melemah pada Senin, dalam perdagangan yang lesu setelah peringkat utang Spanyol turun.

Tindakan pasar lemah dengan tidak adanya aktivitas di London dan Wall Street, di mana kedua bursa tersebut tutup untuk libur publik.

Euro sedikit menurun menjadi 1,2282 dolar dari 1,2335 dolar akhir Jumat lalu di London.

Yang melawan kecenderungan penurunan adalah indeks DAX di Frankfurt, naik 0,31 persen menjadi 5.946,18. Sedangkan indeks CAC 40 di Paris merosot 0,21 persen ke 3.507,56 poin.

"Tidak ada volume dan tidak ada yang terjadi," ujar analis pasar Xavier de Villepion dari Global Equities yang berbasis di Paris.

"Para pemain besar di tempat penonton."

Dia mengatakan para investor tampaknya enggan untuk mengambil risiko, terutama karena "kami bicara lagi tentang utang negara."

Lembaga pemeringkat Fitch pada Jumat menurunkan peringkat utang Spanyol dari AAA menjadi AA-plus, memperingatkan bahwa Spanyol tampak untuk pertumbuhan lemah, terutama karena bergantung di atas utang swasta.

Harga saham di Mardid turun 0,70 persen pada Senin. Ada penurunan 0,29 persen di Brussels dan 0,15 persen pada Indeks Pasar Swiss. Sementara pasar Amsterdam naik tipis 0,02 persen.

Penurunan peringkat Spanyol menekan saham perbankan, dengan bank Perancis BNP Paribas dan Societe Generale masing-masing merosot 1,44 persen dan 1,41 persen.

Di Madrid, Santander jatuh 0,89 persen dan BBVA turun 1,22 persen.

Sementara itu investor mencerna berita bahwa bisnis dan kepercayaan konsumen di Eropa jatuh pada Mei setelah mencapai tertinggi dua tahun pada bulan sebelumnya.

Indikator Sentimen Ekonomi yang diproduksi oleh Komisi Eropa

turun menjadi 98,4 poin pada Mei di seluruh 16 negara yang berbagi mata uang euro, turun dari 100,6 poin pada April.

Ada tambahan peringatan keras dari menteri ekonomi Italia termasuk desakan untuk penyuatuan fiskal zona euro oleh Kepala Bank Sentral Eropa.

"Hari ini, risiko keruntuhan tidak hanya dihadapi perekonomian riil tetapi juga struktur utang termasuk utang pemerintah," Menteri Ekonomi Italia Giulio Tremonti mengatakan kepada harian Il Corriere della Sera.

Menggambarkan krisis keuangan global yang dimulai pada akhir 2008 sebagai "runtuhnya piramida kertas (yang) menyebabkan runtuhnya ekonomi riil," dia mengatakan ancaman baru itu "sangat serius di Eropa. karena selain ekonomi, itu sangat mempengaruhi proses membangun Eropa.

"Kami adalah sebuah benua, kita memiliki pasar, kami memiliki mata uang tunggal, tapi kami belum memiliki sebuah pemerintahan umum."

Dalam wawancara lain, Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet menyerukan penyatuan fiskal zona euro untuk memonitor keuangan publik, mengatakan Prancis, Jerman dan Italia telah ditetapkan contoh "sangat buruk".

Trichet mengatakan kepada harian Prancis Le Monde bahwa pengawasan kebijakan fiskal, perkembangan ekonomi yang kompetitif dan reformasi struktural di 16 negara zona euro harus "diperbaiki secara radikal."

"Kami adalah sebuah serikat moneter. Kita sekarang perlu setara dengan serikat fiskal dalam hal pemantauan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan keuangan publik."

Kepala ECB menambahkan bahwa saling memantau pengawasan seperti diramalkan dalam Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan Uni Eropa "telah sangat diabaikan."

Itu, katanya, adalah sebagian karena "kritik parah, termasuk dari negara-negara besar seperti Jerman, Prancis dan Italia."

Dia mengatakan bahwa "mereka menetapkan contoh yang sangat buruk" juga dalam hal pengelolaan kebijakan fiskal mereka sendiri.

Komisi Eropa telah mengusulkan bahwa negara-negara zona euro menyerahkan anggaran mereka untuk dikaji kembali sebelum presentasi mereka disetujui oleh parlemen nasional, memrovokasi resistensi yang Trichet katakan ia tidak mengerti.

"Saya mendukung usulan komisi, yang saya anggap sempurna sejalan dengan tujuan meningkatkan governance di wilayah euro," katanya. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010