"Kebun karet terendam banjir, usaha masyarakat di tempat kami terhenti total karena komoditas itu merupakan mata pencaharian utama," kata Saiful, warga Desa Harapan Jaya, Kecamatan Simpang Pematang, Mesuji, Rabu.
Baca juga: Ratusan hektare kebun karet dan sawit di Mesuji terendam banjir
Menurut dia, akibat curah hujan yang tinggi di Mesuji mengakibatkan air sungai meluap menggenangi kebun karet di sepanjang Sungai Mesuji dan dua jalan utama menuju Desa Harapan Jaya.
"Hari ini kelihatannya debit Sungai Mesuji naik lagi, air mulai menggenangi kebun sawit dan karet, jalan dua desa juga terendam banjir," ujarnya.
Baca juga: Banjir besar landa Mesuji, 14 desa terendam banjir
Petani karet lainnya di Kecamatan Simpang Pematang, Warto mengatakan, meski banjir belum surut, namun sebagian besar kebun karet masih terendam air banjir sehingga warga tak bisa menyadapnya.
"Ia berharap banjir cepat surut, karena sudah mengganggu perekonomian warga," katanya
Baca juga: Diguyur hujan deras, Mesuji banjir
Harga karet turun
Sementara itu, harga getah karet di Kabupaten Tulangbawang dan Kabupaten Mesuji Lampung turun di tengah pandemi COVID-19, yaitu dari sebelumnya Rp10.900/kg menjadi Rp9.400 per kilogram.
"Saat ini harga getah karet mingguan anjlok menjadi Rp9.400/kg," kata Ayu, salah seorang petani karet di Desa Penawar Rejo , Kabupaten Tulangbawang.
Baca juga: Banjir di Mesuji Lampung, ketinggian air capai 3 meter
Menurut dia, penurunan harga jual getah karet terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Ayu mengatakan penurunan harga tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat setempat, khususnya petani karet.
"Belum lagi ditambah cuaca yang tidak menentu membuat volume sadapan karet menurun drastis hingga membuat petani kesulitan ekonomi," katanya.
Pewarta: Hisar Sitanggang/Raharja
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021