Sekitar 60 persen pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memiliki komorbid dan obesitas

Jakarta (ANTARA) - Dokter gizi dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), dr Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, PhD mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit obesitas atau penumpukan lemak berlebih di masa pandemi COVID-19 akibat peningkatan pola makan.

"Sekitar 60 persen pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memiliki komorbid dan obesitas," katanya dalam acara temu media secara virtual dalam rangka Hari Obesitas se-Dunia 2021 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan orang dewasa dan usia anak menjadi jarang beraktivitas selama pandemi, salah satunya karena faktor bekerja dari rumah (WFH).

Karena itu, kata dia, konsumsi karbohidrat secara berlebih serta jarang berolahraga menjadi salah satu pemicu seseorang mengalami peningkatan massa tubuh.

Hasil studi yang dilakukan HISOBI, kata dia, menyimpulkan pasien COVID-19 dengan penyakit obesitas cenderung memiliki risiko sakit yang lebih parah dari pasien dengan berat badan ideal.

"Harus melakukan kegiatan fisik dan olahraga. Makanan penting sekali bagi anak dan dewasa, namun cemilan selama WFH itu harus dihindari," kata Dicky Levenus Tahapary .

Pembicara dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr I Gusti Lanang Sidiartha mengatakan konsumsi lebih dari satu gelas sehari dapat memicu 3,2 kali risiko obesitas. Konsumsi cemilan meningkatkan risiko obesitas 1,5 kali.

"Lemak tubuh berkorelasi negatif dengan kegiatan olahraga dan berkorelasi positif dengan kegiatan nonton TV," katanya.

Yang perlu diwaspadai selama pandemi, kata dia, adalah aktivitas yang kurang disertai konsumsi makanan yang berlebihan.

"Antara jam makan siang dan makan malam, di sela itu diberikan air putih atau buah. Selama COVID-19 ini jangan siapkan makanan ringan dan softdrink di kulkas, tapi perbanyak buah dan air putih," katanya.

Direktur Kesehatan Keluarga (Kesga) Kementerian Kesehatan, dr Erna Mulati, M.Sc menambahkan saat pandemi perhatian orang tua lebih pada peningkatan nutrisi pada anak untuk peningkatan gizi.

Namun aktivitas belajar anak usia sekolah secara online di rumah perlu mewaspadai penyediaan makanan siap saji yang berisiko terhadap obesitas.

"Peningkatan kapasitas orang tua dan pendidik terhadap nutrisi berimbang anak perlu ditingkatkan dan tinjau kembali makanan siap saji yang ada di rumah," demikian Erna Muliati.


Baca juga: Kemkes: Obesitas berpotensi meningkat di masa pandemi COVID-19

Baca juga: Obesitas jadi faktor pendorong kematian akibat COVID-19

Baca juga: Ahli gizi : Waspadai potensi obesitas saat pandemi COVID-19

Baca juga: Persadia: Jangan remehkan perut buncit

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021