Keduanya (kandidat antivirus oral dan intravena) memiliki potensi untuk membentuk paradigma pengobatan saling terkait yang menyempurnakan vaksinasi di mana kasus infeksi masih terjadi,

New York (ANTARA) - Pfizer memulai uji coba tahap awal obat antivirus COVID-19 oral yang dapat diresepkan untuk pasien dengan gejala awal infeksi, menurut perusahaan pada Selasa (23/3).

Produsen tersebut, yang mengembangkan vaksin COVID-19 berlisensi pertama di Amerika Serikat bersama mitranya asal Jerman BioNTech, mengatakan kandidat antivirus menunjukkan potensi perlawanan terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dalam riset laboratorium.

Kandidat Pfizer, yang bernama PF-07321332, merupakan inhibitor protease yang mencegah virus melakukan replikasi di dalam sel.

Inhibitor protease efektif dalam mengobati patogen virus lainnya seperti HIV dan virus hepatitis C, baik secara mandiri maupun digabungkan dengan antivirus lainnya, kata perusahaan.

Pfizer meyakini bahwa kelas molekul ini dapat memberikan pengobatan yang dapat ditoleransi dengan baik melawan COVID-19, sebab pengobatan yang dipasarkan saat ini yang berfungsi pada jalur serupa belum melaporkan masalah keamanan.

Perusahaan itu juga sedang mengkaji kandidat antivirus yang diberikan secara intravena dalam uji coba tahap awal pasien COVID-19 rawat inap.

Baca juga: Perjalanan obat COVID-19 sebelum vaksin
Baca juga: EMA akan tinjau vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech

"Keduanya (kandidat antivirus oral dan intravena) memiliki potensi untuk membentuk paradigma pengobatan saling terkait yang menyempurnakan vaksinasi di mana kasus infeksi masih terjadi," kata Kepala Medis Pfizer Mikael Dolsten melalui pernyataan.

Kandidat Pfizer membuntuti dua kandidat obat antivirus oral lainnya, yang kini dalam uji coba tahap menengah yang dikembangkan oleh pesaing Merck & Co bersama Ridgeback Bio dan Roche Holding yang bermitra dengan Atea Pharmaceuticals.

Remdesivir produksi Gilead Sciences saat ini merupakan satu-satunya obat yang direstui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk pengobatan COVID-19.

FDA mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk pengobatan intravena buatan Eli Lilly - bamlanivimab saja dan yang dikombinasikan dengan etesevimab, dan pengobatan gabungan dari Regeneron.

Sumber: Reuters

Baca juga: Raja Eswatini sebut sembuh dari COVID berkat kiriman obat dari Taiwan
Baca juga: EMA tinjau pengobatan antibodi COVID-19 produsen AS Lilly, Regeneron

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021