Hasil dari panen tadi menurut Pak Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian) itu di atas rata-rata nasional, jadi hasilnya sangat baik padahal itu baru panen musim tanam pertama
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan panen perdana tanaman kentang di kawasan lumbung pangan (food estate) di Desa Ria-Ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Selasa (23/3).
"Kita sudah melakukan kegiatan panen dan hari ini saya ingin memastikan langkah yang harus kita ambil ke depan. Hasil dari panen tadi menurut Pak Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian) itu di atas rata-rata nasional, jadi hasilnya sangat baik padahal itu baru panen musim tanam pertama," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Dalam kegiatan panen perdana tanaman hortikultura kentang ini, Menko Luhut turut didamping Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti dan Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, serta sejumlah pejabat lainnya.
Food estate di Humbang Hasundutan sendiri diharapkan akan menjadi percontohan korporasi pertanian khusus hortikultura. Selain kentang yang sudah panen di musim tanam pertama, rencananya akan ditanam pula bawang merah, bawang putih, hingga jagung pada musim tanam selanjutnya.
"Ini ternyata tidak sampai satu tahun sudah begini (kemajuannya). Ini karena teamwork, mulai dari bupati, gubernur, hingga masyarakat. Bahwa mungkin ada yang tidak terlalu berhasil, Pak Syahrul mengatakan ada 12 persen yang belum terlalu bagus dan 70 itu sudah rata-rata nasional sehingga jika di ambil rata-rata tetap lebih bagus hasil panen perdana ini," bebernya.
Menko Luhut menuturkan bersama dengan Menteri PUPR dan Menteri Pertanian telah melihat lokasi pembangunan pusat riset.
"Kita harapkan dalam dua tahun dari sekarang pusat riset tersebut sudah bisa menghasilkan benih varietas yang cocok untuk di sini. Kami bekerja keras untuk itu, kalau ini jadi semua kita berharap tahun ini 1.000 hektare yang akan digarap. Kemudian land clearing di lahan 1.500 hektar dan kita berharap tahun depan bisa lebih dari 3.500-4.000 hektare yang telah terolah," jelasnya.
Menko Luhut menambahkan jika semua upaya dan rencana yang dicanangkan berjalan lancar maka diperkirakan pada 2024 akan ada 20.000 hektar lahan yang tergarap.
Meski demikian, ia menyadari untuk mewujudkan itu memang bukan pekerjaan yang mudah dan dibutuhkan sinergi dan kerja sama yang baik antara semua lini.
Menko Luhut juga meminta ada terobosan dan pengembangan pupuk yang bisa digunakan di wilayah lumbung pangan ini, misalnya pupuk kompos yang diolah dari bahan baku eceng gondok yang ada di Danau Toba. Pasalnya, penggunaan pupuk tersebut diperkirakan bisa menggenjot hasil produksi hingga 20 persen.
"Itu akan kita coba di sini. Kalau bangsa ini melakukan pekerjaan secara terintegrasi untuk kepentingan seperti ini, tidak ada yang tidak mungkin, kita ini harus bangga sebagai bangsa yang bangga. Memulai sesuatu tidak ada yang langsung sempurna, pasti ada proses mencapai itu," tegasnya.
Selain melakukan panen kentang, Menko Luhut bersama rombongan juga melakukan kunjungan ke Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) atau Herbal Center Pollung serta pembukaan lahan di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung.
Dengan mengendarai traktor, Menko Luhut bersama Menteri Basuki dan Menteri Syahrul menandai dimulainya babak baru pengembangan food estate di lahan 785 hektare.
Pada hari yang sama, dilaksanakan pula penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan dan offtaker (pembeli) untuk mendukung pengembangan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Baca juga: Mentan: Mahasiswa Polbangtan berperan dalam kemajuan sektor pertanian
Baca juga: Panen hortikultura, Ketua DPD: Program "food estate" mulai dirasakan
Baca juga: Menko Luhut tinjau kesiapan pusat riset herbal di Humbang Hasundutan
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021