Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat untuk menyelamatkan laut sebagaimana salah satu tema dalam Hari Meteorologi Dunia ke-71, karena kondisi suhu muka air laut saat ini yang semakin memanas.
"Yang mengkhawatirkan kondisi laut kita terutama di perairan Indonesia semakin panas suhu muka air lautnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan suhu muka air laut normalnya berkisar antara 25-26 derajat celcius, namun saat ini suhu sudah meningkat menjadi 30 derajat celcius.
Dengan semakin memanasnya suhu muka air laut maka akan terjadi penguapan dan pembentukan awan semakin intensif dan masif yang dapat menyebabkan hujan ekstrem. Kondisi tersebut dapat berdampak pada peningkatan bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Tsunami Aceh 2004 dipicu gempa tektonik bukan ledakan nuklir
Baca juga: Analisis BMKG terhadap potensi bencana alam
Karena itu laut harus dipelihara, katanya. Pemerintah juga sedang menggalakkan hutan mangrove di wilayah pesisir sebagai upaya mengurangi suhu panas muka air laut.
Secara konkrit, peran BMKG selain memberikan informasi prakiraan cuaca juga mendapat tanggung jawab dari Badan Meteorologi Dunia (World Meteorologi Organization/WMO) untuk menyiapkan dan mengembangkan observasi di laut.
"Observasi tersebut agar kita bisa mendeteksi lebih dibuat gejala anomali yang terjadi sehingga kita bisa memberikan gambaran 10 atau 100 tahun lagi Indonesia harus berbuat apa untuk kebijakan dan aksi nyata di lapangan," ujar dia.
Hari Meteorologi Dunia yang diperingati pada 23 Maret pada tahun ini mengambil tema Waspada Cuaca, Peduli Iklim dan Selamatkan Laut.*
Baca juga: Hujan lebat disertai petir diprakirakan di beberapa wilayah Indonesia
Baca juga: Gempa di Maluku Utara akibat aktivitas sesar lokal
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021