Jakarta (ANTARA) - Pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan langkah mutlak yang harus dilakukan guna menghadapi tantangan era industri 4.0.
Tak hanya mengandalkan kemampuan akademis, kualitas SDM generasi muda Indonesia juga perlu didongkrak melalui berbagai keterampilan lunak atau soft skills guna meningkatkan kecerdasan emosional yang kelak mampu membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang di kemudian hari.
Salah satu soft skills penting adalah public speaking, yang akan memudahkan generasi muda dalam menyampaikan visi dan gagasannya kepada pengikutnya.
"Agar gagasan atau ide kita dapat diterima orang lain dengan baik, pertama, memahami secara mendalam materi yang akan disampaikan," kata Digital Content Producer VOA Indonesia, Rendy Wicaksana, saat menjadi pemateri “Public Speaking 4.0” di dalam pelatihan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2021.
Baca juga: Penulis Roro Ajeng Sekar Arum bagikan tips menulis "Design Thingking"
Baca juga: Lebih penting bakat atau kerja keras agar sukses?
Dalam siaran pers pada Selasa disebutkan bahwa seorang pembicara harus menerapkan metode design thinking dalam melakukan riset mendalam terkait topik dan sumber informasi yang akan digunakan
"Kedua, temukan pola yang menarik saat menyampaikan materi tersebut. Karena saat berbicara di depan umum, 10 detik pertama menjadi penentu apakah seorang pembicara dapat berkomunikasi dengan baik dan menarik. Seorang pembicara harus memiliki kreativitas yang luas untuk menciptakan kesan yang menarik, dengan demikian target yang dituju akan tertarik untuk mendengarkan pesan atau informasi yang hendak disampaikan," katanya.
Untuk menciptakan kesan pertama yang menarik saat berbicara di depan umum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara, yaitu kepercayaan diri, vokal yang jelas, gerakan tubuh, dan kontak mata.
Kepercayaan diri adalah modal utama bagi seseorang saat berbicara di depan umum. Kepercayaan diri yang ditunjukkan oleh pembicara dapat merefleksikan penguasaan materi dan keyakinan pembicara akan informasi yang disampaikan.
"Berbicara di depan umum bukanlah talenta yang diperoleh seseorang sejak lahir, oleh sebab itu setiap orang dapat mempelajari dan mengasah kemampuannya masing-masing. Diperlukan banyak latihan dan pengalaman untuk berbicara di depan umum dengan baik," kata pria yang juga alumni Beswan Djarum angkatan 27 tersebut.
Cara melatih keluwesan berbicara di antaranya adalah dengan menonton atau mendengarkan pembicara lain saat menyampaikan suatu informasi. Melalui referensi tersebut, kosakata kita akan semakin bertambah dan cara berkomunikasi kita pun akan semakin lancar.
Sementara itu, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo menuturkan, bahwa tujuan utama pemberian materi “Public Speaking 4.0” tersebut ditujukan guna melatih generasi muda khususnya Beswan Djarum menumbuhkan kepercayaan diri dan mampu menyampaikan ide dan gagasannya dengan baik di tengah masyarakat.
"Tak hanya itu, seiring perkembangan teknologi, kita juga harus mempelajari cara menyampaikan ide dan gagasan di depan umum baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (virtual), sehingga ide dan gagasan yang dimiliki dapat ditelaah dan diterima dengan baik," kata pria yang akrab disapa Sapto tersebut.
Pelatihan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2021 digelar secara virtual berlangsung sepanjang Maret 2021 yang diikuti tak kurang dari 522 Beswan Djarum Angkatan 2020/2021 dari 93 perguruan tinggi di Indonesia.
Pelatihan Leadership Development merupakan satu dari beberapa pelatihan soft skills yang diberikan kepada Beswan Djarum. Pelatihan meliputi Nation Building, Character Building, Competition Challenges, serta International Exposure.
Baca juga: Tantangan terbesar jadi MC, kata Indra Herlambang & Nadia Mulya
Baca juga: ASN Kalsel masuk final kompetisi "Indonesia Teacher Prize 2020"
Baca juga: Indonesia menangkan kompetisi "public speaking" Asia-Pasifik
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021