Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma menjelaskan kendala vaksinasi terhadap warga lansia ini, salah satunya dibutuhkan verifikasi dan validasi terhadap data tunggal yang digunakan, yaitu Nomor Induk Kependudukan (NIK) berdasarkan data Dinas Dukcapil.
Validasi dan verifikasi data dilakukan karena NIK tidak bisa mendeteksi keberadaan penduduk di wilayah tersebut secara "de facto".
"Makanya yang harus diupayakan bagaimana melakukan penjangkauan untuk orang-orang yang secara 'de facto' ada di sana untuk kelompok lansia," kata Dhany saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali menjelaskan pihaknya terus melakukan upaya percepatan vaksinasi bagi warga lansia, salah satunya dengan membuat sentra vaksin di tingkat kelurahan, sehingga memudahkan dan memberi akses warga lansia.
Baca juga: Vaksinasi bagi ASN di Jakpus ditargetkan mulai Maret
Baca juga: 300 ASN di Jakarta Pusat jalani vaksinasi COVID-19
Selain itu, Lurah juga diminta aktif melakukan "penjemputan bola" terhadap warga yang belum divaksin, seperti menjemput lansia dengan mobil Satpol PP.
"Kita minta semua di kelurahan terutama membuat sentra vaksin. Ini penanganan vaksin COVID-19 sudah mirip dengan kedaruratan. Jadi kami minta di wilayah kecamatan dan kelurahan proaktif," kata dia.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kecamatan Sawah Besar Darwin Silitonga menjelaskan pihaknya telah menurunkan armada untuk melakukan penjemputan terhadap lansia di sejumlah kelurahan.
Dalam satu hari, Satpol PP Sawah Besar melakukan penjemputan lansia dari tiga kelurahan, seperti Gunung Sahari, Karang Anyar dan Pasar Baru, menuju lokasi vaksinasi massal di GOR Kecamatan Sawah Besar.
"Dalam sehari paling tidak ada tiga kali penjemputan dari kelurahan yang berbeda. Sekali menjemput, ada 8 warga lansia dan kami tunggu mereka divaksin untuk kami antar pulang lagi ke kelurahan setempat," kata Darwin.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021