Informasi penelitian vaksin hanya diketahui oleh relawan orang per orang karena sifatnya tidak bisa diketahui oleh umum

Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melakukan kunjungan keenam atau Visit 4 (V4) sebagai relawan uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Senin.

Dalam V4 ini, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil itu, menjalani pengambilan darah untuk dicek dan tujuannya melihat konsistensi antibodi enam bulan setelah penyuntikan.

"Alhamdulillah hari ini telah dilakukan pemeriksaan fisik antropometri (pemeriksaan ukuran tubuh seperti berat badan, tinggi badan, dan sebagainya, red.) dan darah pada relawan vaksin yang bersama saya," katanya.

Ia menyebut uji klinis untuk relawan belum berhenti.

"Untuk relawan, ini (proses uji klinis, red.) belum berhenti. Akan ada penyuntikan booster menambah satu dosis untuk meningkatkan antibodi," katanya.

Baca juga: Wamenkes hormati keputusan BPOM terkait izin fase uji klinis vaksin

Kang Emil mengucapkan terima kasih kepada Forkopimda Jabar dan relawan yang telah mendedikasikan diri pada proses uji klinis fase tiga vaksin COVID-19.

"Hal ini kami lakukan agar masyarakat meneladani, yakin dan percaya terhadap vaksin sebagai upaya menanggulangi COVID-19 di dunia. Ini sebuah ikhtiar," ujarnya.

Setelah menjalani dua kali penyuntikan, dirinya intens menjaga kondisi fisik dengan berolahraga, menjaga asupan gizi, dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Saya bersyukur kepada Allah SWT dan meyakini bahwa protokol kesehatan yang ketat, pikiran optimis, pola hidup sehat, dan ibadah dapat menjauhkan kita dari penyakit," katanya.

Baca juga: Jabar dukung Unpad lakukan uji klinis Vaksin Rekombinan COVID-19 Anhui

Ia juga melakukan olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi.

"Saya setiap hari berolahraga, makan sehat dan bergizi, istirahat cukup, beribadah lebih baik, dan meminum air putih yang telah didoakan oleh Ibu saya, untuk menjaga kondisi fisik," katanya.

Dalam uji klinis vaksin COVID-19, ada relawan yang mendapatkan suntik vaksin dan ada relawan yang mendapatkan suntik placebo.

Menurut Kang Emil, informasi terkait hal tersebut hanya dapat disampaikan pihak berwenang karena bersifat rahasia.

"Kalau mau saya sampaikan apa adanya, tubuh saya sudah mengandung vaksin. Informasi penelitian vaksin hanya diketahui oleh relawan orang per orang karena sifatnya tidak bisa diketahui oleh umum," ujarnya.

Baca juga: Novi, perempuan dibalik kesuksesan uji klinis vaksin COVID-19
Baca juga: Wamenkes: Uji klinis plasma konvalesen butuh lebih banyak donor

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021