Yogyakarta (ANTARA) - Berdasarkan kondisi epidemiologi, dua kelurahan di Kota Yogyakarta yang semula memiliki risiko penularan COVID-19 pada zona oranye atau sedang, kini sudah berubah menjadi zona kuning atau memiliki risiko penularan rendah.
“Pada pekan ini, berlaku untuk 21-27 Maret, dua kelurahan yang sudah masuk zona kuning adalah Kelurahan Kotabaru dan Kelurahan Gunungketur, sisanya masih oranye,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Senin.
Sedangkan untuk tingkat kecamatan, masih menyisakan satu kecamatan yang masuk dalam kategori zona merah atau memiliki risiko penularan tinggi, yaitu Kecamatan Kraton, sedangkan sisanya masuk zona oranye atau daerah dengan risiko penularan COVID-19 sedang.
“Secara keseluruhan, risiko penularan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta berada di zona oranye,” katanya.
Baca juga: Balai Kota Yogyakarta percontohan protokol kesehatan perkantoran
Baca juga: Wali Kota: Warga Yogyakarta jangan bosan pakai masker
Menurut Emma, penurunan risiko penularan di dua kelurahan tersebut menunjukkan tanda bahwa pengendalian kasus berjalan cukup baik, salah satunya dengan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPMK) skala mikro yang sudah berjalan sekitar dua bulan.
Selain itu, pelaksanaan 3T yaitu tracing, testing dan treatment juga terus dilakukan secara intensif oleh puskesmas di wilayah.
“Saat ini, jika ditemukan kasus positif di masyarakat, maka kami akan mencari kontak erat sebanyak 20 sampai 30 orang. Semuanya menjalani rapid test antigen,” katanya.
Jika hasil tes cepat antigen menunjukkan positif COVID-19, maka akan ditindaklanjuti dengan tes usap PCR untuk memberikan konfirmasi hasil yang lebih pasti.
“Kontak erat yang menunjukkan hasil rtes cepat antigen negatif pun diminta tetap untuk menjalani isolasi mandiri lima hari,” katanya.
Emma menambahkan jumlah kasus aktif COVID-19 di Kota Yogyakarta juga menunjukkan kecenderungan penurunan sehingga keterisian tempat tidur perawatan di rumah sakit termasuk ruang rawat ICU serta selter penanganan COVID-19 pun semakin turun.
“Saat ini, yang dirawat di selter hanya 10 orang. Di rumah sakit ada 49 warga Kota Yogyakarta yang dirawat dan 266 warga menjalani isolasi mandiri di rumah,” katanya.
Ketersediaan tempat tidur pun semakin membaik, yaitu dari 245 tempat tidur yang disediakan terpakai 94 tempat tidur, dan dari 35 tempat tidur ICU terpakai 18 tempat tidur. “Angka kematian pun turun,” katanya.
Untuk kebutuhan penelusuran, Emma mengatakan mendapat bantuan lima tenaga di tiap puskesmas. “Sayangnya, bantuan ini hanya untuk satu bulan saja. Padahal, bantuan tenaga ini sangat membantu puskemas melakukan penelusuran,” katanya.
Selain PPKM skala mikro, penurunan kasus aktif COVID-19 di Kota Yogyakarta juga disebabkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang saat ini sudah menyasar ke lebih dari 45.000 orang dan terus berlanjut.*
Baca juga: 73 persen koperasi di Kota Yogyakarta terdampak pandemi COVID-19
Baca juga: Kabupaten/kota di DIY belum usulkan PSBB
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021