Taipei (ANTARA) - Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang menerima suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada hari Senin, setelah secara sukarela menjadi yang pertama dalam antrean untuk menggarisbawahi kepercayaan pemerintah terhadap keamanan vaksin saat pulau itu memulai kampanye vaksinasi.
"Saya baru saja selesai mendapatkan suntikan, tidak ada rasa sakit di tempat suntikan, dan tidak ada rasa sakit di tubuh," kata Su kepada wartawan di National Taiwan University Hospital di pusat Taipei.
“Dokter menyuruh saya untuk lebih banyak minum air rebusan dan istirahat sebentar. Poin pertama akan saya ikuti, dan poin kedua mungkin lebih sulit. Tapi saya akan tetap berusaha untuk istirahat semaksimal mungkin,” imbuhnya.
Lebih dari selusin negara Eropa menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca minggu lalu di tengah kekhawatiran tentang keamanannya setelah melaporkan sejumlah kecil kelainan darah.
Direktur Eropa Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Kamis bahwa manfaat suntikan vaksin AstraZeneca jauh lebih besar daripada risikonya, dan penggunaannya secara luas dilanjutkan pada hari Jumat.
Vaksin pertama Taiwan - 117.000 dosis suntikan AstraZeneca - tiba di pulau itu awal bulan ini dari pabrik Korea Selatan.
Sekitar 60.000 orang mengantre untuk mendapatkan vaksinasi pertama dan Taiwan memprioritaskan petugas kesehatan.
Pada bulan Desember, Taiwan menyatakan telah setuju untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin, termasuk 10 juta dari AstraZeneca.
Pemerintah Taiwan telah mengecilkan kekhawatiran tentang terlambatnya program vaksinasi, dengan mengatakan bahwa dengan tingkat kasus yang rendah tidak ada urgensi untuk segera vaksinasi.
Hanya 33 orang yang masih dirawat di rumah sakit karena COVID-19 di Taiwan. Pulau ini telah mengendalikan pandemi dengan baik berkat pencegahan dini dan efektif, termasuk menutup sebagian besar perbatasannya.
Sumber : ReutersBaca juga: Taiwan mungkin mulai vaksinasi COVID-19 AstraZeneca pada Senin
Baca juga: TETO ajak wisatawan Muslim kunjungi Taiwan usai pandemi
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021