hasilnya bisa dinikmati warga

Jakarta (ANTARA) - DPP PDI Perjuangan (PDIP) mendukung rencana pemerintah menjadikan lapangan golf di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat menjadi hutan kota agar bisa dinikmati warga.

"Sehingga masyarakat DKI Jakarta akan memiliki ruang pertemuan di dalam sebuah ruang publik," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto ketika melakukan penanaman pohon di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan, Minggu.

Baca juga: PDIP batal tebar benih ikan di Waduk Rawa Lindung akibat air tercemar

Hasto mengaku mendapat informasi dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menyampaikan soal lapangan golf itu akan dijadikan hutan kota.

Pihaknya mendukung gerakan pemerintah yang membangun ruang dengan atmosfer serta oksigen yang bersih bagi warga masyarakat.

Apabila hutan kota itu ditanami tanaman berkualitas sekaligus menghasilkan pangan, lanjut dia, maka hasilnya bisa dinikmati warga.

Baca juga: PDIP tanam pohon di Waduk Rawa Lindung Jaksel

Ia mengajak agar gerakan membersihkan lingkungan harus menjadi sikap hidup.

Apalagi saat ini langit di Jakarta membiru karena pemakaian kendaraan bermotor berkurang seiring penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.

"Maka bila ditambah dengan gerakan penghijauan serta menjaga lingkungan, langit bersih akan semakin nyata," imbuhnya.

Baca juga: Penyelidikan jembatan ambruk Hutan Kemayoran masih berjalan

Untuk mendukung lingkungan bersih, PDI Perjuangan kembali melakukan gerakan penghijauan dengan menanam pohon yang dilaksanakan di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan.

Di waduk seluas satu hektare itu, kegiatan penanaman pohon juga dihadiri Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan ( KKP) Sakti Wahyu Trenggono, dan sejumlah Ketua DPP PDIP seperti Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu, dan I Made Urip.

Di sisi lain, kata Hasto, pilihan kebijakan membangun hutan kota di lahan golf di Kemayoran, atau penghijauan di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta yang sedang dilaksanakan PDIP, mengandung semangat nasionalisme.

Ia bercerita, GBK dibangun dengan konsep serta pemahaman akan nasionalisme serta patriotisme. Sebagai bentuk protes penolakan terhadap Olimpiade 1962 di Israel.

Sehingga GBK dibangun dengan konsep menggelorakan Games of The New Emerging Forces (Ganefo).

Dengan demikian, lanjut dia, GBK menjadi pusat untuk membangun nasionalisme serta patriotisme, dan menjadi lokasi para atlet digembleng, bukan sebagai pusat bisnis yang disewakan kepada investor untuk membangun gedung beton.

"Jadi itu untuk membangun ruang publik. Kalau ada ruang publik, warga sejahtera di mana ada ruang warga berdialog," pungkas Hasto.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021