Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan consumer discretionary keduanya terangkat 0,8 persen,....

New York (ANTARA) - Wall Street beragam pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan Nasdaq berakhir lebih tinggi terangkat oleh Facebook dan saham energi, sementara S&P 500 melemah karena imbal hasil obligasi pemerintah AS istirahat dari lonjakan baru-baru ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 234,33 poin atau 0,71 persen menjadi berakhir di 32.627,97 poin. Indeks S&P 500 menyusut 2,36 poin atau 0,06 persen, menjadi menetap di 3.913,10 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 99,07 poin atau 0,76 persen menjadi 13.215,24 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan consumer discretionary keduanya terangkat 0,8 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor real estat dan keuangan tergelincir masing-masing 1,26 persen dan 1,2 persen, merupakan kelompok berkinerja buruk.

Untuk minggu ini, S&P 500 dan Nasdaq turun 0,8 persen, sedangkan Dow kehilangan 0,5 persen.

Baca juga: Wall Street dibuka bervariasi setelah kerugian besar sesi sebelumnya

Membalik tren baru-baru ini, apa yang disebut growth stocks (saham yang berpotensi mengungguli pasar secara keseluruhan karena potensinya di masa depan) sebagian besar mengungguli value stocks (saham yang saat ini harganya di bawah nilai yang sebenarnya) yang dipandang mungkin paling diuntungkan saat ekonomi pulih dari pandemi virus corona.

Imbal hasil surat utang AS 10-tahun, yang telah meningkat tajam dalam tujuh minggu terakhir karena ekspektasi pertumbuhan, mendekati puncak 14 bulan di 1,742 persen.

“Apa yang kami lihat hari ini adalah lingkungan suku bunga yang lebih stabil di seluruh kurva setelah kenaikan beberapa minggu, dan kami melihat beberapa derajat pembalikan kepemimpinan di pasar ekuitas,” kata Bill Northey, direktur investasi senior di US Bank Wealth Management di Minneapolis.

Baca juga: Saham Asia diprediksi jatuh tertekan lonjakan imbal hasil obligasi AS

Facebook Inc melonjak 4,1 persen dan memberikan dorongan terbesar untuk Nasdaq dan S&P 500 setelah Kepala Eksekutif Mark Zuckerberg mengatakan perubahan kebijakan privasi Apple Inc yang akan segera terjadi pada penjualan iklan akan meninggalkan jaringan sosial dalam "posisi yang lebih kuat."

Indeks bank S&P 500 jatuh 1,6 persen setelah Federal Reserve AS mengatakan tidak akan memperpanjang keringanan persyaratan modal sementara yang diberlakukan untuk meredakan tekanan yang dipicu pandemi di pasar pendanaan.

"Bank-bank telah mengalami kenaikan yang signifikan tahun ini dan berita ini hanya bertindak sebagai katalis untuk aksi ambil untung," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.

Baca juga: Saham Inggris berbalik melemah, indeks FTSE 100 jatuh 1,05 persen

Optimisme tentang paket fiskal 1,9 triliun dolar AS dan janji Fed untuk mempertahankan sikap kebijakan ultra-longgar selama bertahun-tahun telah mempercepat peralihan ke saham-saham yang terkait dengan ekonomi, mendorong S&P 500 dan Dow ke level tertinggi minggu ini.

Namun, Nasdaq masih sekitar 6,0 persen di bawah penutupan tertinggi sepanjang masa 12 Februari karena saham-saham teknologi dan pertumbuhan tinggi telah kehilangan dukungan dalam beberapa bulan terakhir, dengan penilaian mereka terlihat kurang menarik saat imbal hasil obligasi naik.

Beberapa manajer obligasi percaya langkah kenaikan imbal hasil baru-baru ini telah meresahkan dan juga khawatir pasar dapat dipandang kacau jika momentum terus berlanjut.

Visa Inc turun lebih dari 6,0 persen, menghapus hampir 30 miliar dolar AS kapitalisasi pasar setelah laporan bahwa perusahaan tersebut sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS.

FedEx Corp menguat 6,1 persen setelah perusahaan pengiriman AS itu mengatakan laba kuartalannya melonjak lebih dari yang diharapkan karena harga yang lebih tinggi dan melonjaknya volume dari pengiriman e-commerce yang dipicu pandemi selama musim pengiriman liburan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021