New York (ANTARA) - Dolar Amerika menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencapai tertinggi lebih dari satu minggu setelah Federal Reserve mengatakan tidak akan memperpanjang keringanan sementara persyaratan modal bank, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dari level terendah hari itu.

Greenback dalam beberapa pekan terakhir telah meningkat sejalan dengan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. Sejak awal Januari, indeks dolar, ukuran nilainya terhadap enam mata uang utama, telah melonjak sekitar 3,3 persen, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik sekitar 80 basis poin dalam jangka waktu yang sama.

The Fed mengumumkan pada Jumat (19/3/2021) pihaknya tidak memperpanjang aturan sementara yang mengarahkan bank-bank besar menahan lebih banyak modal untuk aset mereka seperti obligasi pemerintah yang berakhirnya pada 31 Maret.

The Fed telah memberlakukan aturan untuk mendorong pinjaman bank ketika rumah tangga dan bisnis Amerika dirugikan oleh penguncian.

Indeks dolar terakhir naik 0,1 persen menjadi 91,906. Indeks dolar turun tajam setelah pengumuman Fed tentang sikap kebijakan longgarnya pada Rabu (17/3/2021). Pada minggu ini, indeks dolar naik 0,6 persen, membukukan keuntungan dalam tiga dari empat minggu terakhir.

"Berita bahwa dispensasi SLR (Supplementary Leverage Ratio) tidak diperpanjang telah memberi dolar sedikit dukungan, sekali lagi sebagian besar melalui kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS," kata ING dalam catatan penelitiannya

“Kenaikan yang hampir tidak beraturan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS di beberapa titik tahun ini pasti merusak bias pasar untuk membeli mata uang saat menurun. Berita SLR tentu saja menambahkan elemen kehati-hatian di sini."

Imbal hasil obligasi 10-tahun AS naik pada Jumat (19/3/2021) setelah keputusan Fed tentang aturan leverage (modal), tetapi tergelincir di sore hari menjadi 1,726 persen. Imbal hasil mencapai tertinggi dalam lebih dari satu tahun di 1,754 persen pada sesi sebelumnya.

The Fed berjanji minggu ini untuk melanjutkan stimulus moneter yang agresif, mengatakan lonjakan inflasi jangka pendek akan terbukti sementara di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS terkuat dalam hampir 40 tahun.

"Saya melihat dolar menjadi sedikit lebih kuat hari ini tetapi tidak di luar kisaran baru-baru ini," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York.

“Kekuatan makro yang mendasari masih merupakan divergensi. Tidak ada yang bisa mengikuti agresivitas kebijakan moneter dan fiskal AS."

Euro merosot 0,1 persen menjadi 1,1908 dolar, menyerahkan keuntungan awal terhadap dolar di tengah kekhawatiran tentang penguncian virus corona lebih lanjut di Eropa. Prancis memberlakukan penguncian empat minggu baru mulai Jumat di 16 wilayah yang paling parah dilanda krisis kesehatan.

Yen cenderung datar di 108,89 per dolar AS setelah bank sentral Jepang (BoJ) memperluas kisaran target untuk imbal hasil acuan, keputusan yang sejalan dengan ekspektasi pasar.

Mata uang Jepang naik 0,4 persen terhadap greenback untuk minggu ini, kinerja mingguan terbaiknya sejak pertengahan Februari.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin diperdagangkan 2,0 persen lebih tinggi pada sekitar 58.804 dolar AS, setelah sempat melampaui 60.000 dolar AS pada hari sebelumnya.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021