Kami telah menyatakan kesiapan kami untuk mempercepat proses (perdamaian),
Moskow (ANTARA) - Pemerintah Afghanistan dan Taliban pada Jumat setuju untuk mencoba mempercepat perundingan perdamaian, kata seorang pejabat tinggi Afghanistan.
Kesepakatan tersebut dicapai pada pertemuan di Moskow, yang diselenggarakan mengikuti konferensi internasional di ibu kota Rusia itu tentang proses perdamaian di Afghanistan.
Amerika Serikat, Rusia, China, dan Pakistan pada konferensi meminta pihak-pihak yang bertikai di Afghanistan untuk segera menyepakati gencatan senjata.
Konferensi itu sendiri diadakan di Rusia hanya enam pekan sebelum batas waktu --yang disepakati tahun lalu--soal penarikan pasukan oleh AS habis.
"Kami telah menyatakan kesiapan kami untuk mempercepat proses (perdamaian)," kata Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, kepada kantor berita RIA Rusia. "Mereka (Taliban) juga."
Abdullah mengatakan bahwa, ketika mereka bertemu di Moskow pada Jumat, kedua pihak belum membahas masalah-masalah khusus.
Moskow pada Kamis (18/3) menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Afghanistan.
Dalam konferensi tersebut, Rusia, Amerika Serikat, China, dan Pakistan mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi seruan agar Afghanistan mencapai kesepakatan perdamaian serta mengekang kekerasan.
Pada saat yang sama, Taliban juga diminta untuk tidak melancarkan serangan apa pun di Afghanistan pada musim semi dan musim panas.
Konferensi tersebut diniatkan untuk menghidupkan kembali perundingan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban yang sebelumnya diselenggarakan di ibu kota Qatar, Doha.
Perundingan Doha sebagian besar terhenti terkait tudingan pemerintah Afghanistan bahwa Taliban tidak berhenti melakukan kekerasan.
Konferensi Moskow adalah ajang pertama kalinya Amerika Serikat mengirim perwakilan senior untuk berbicara tentang Afghanistan di bawah format yang diluncurkan oleh Rusia pada 2017.
Washington tahun lalu mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukannya pada 1 Mei setelah pasukan AS berada di negara itu selama hampir dua dasawarsa.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bus pegawai pemerintah Afghanistan dibom, 3 orang tewas 11 terluka
Baca juga: Kecelakaan helikopter tewaskan sembilan anggota militer Afghanistan
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021