"Ini merupakan bagian dari upaya kita untuk menjaga lingkungan kita dengan penyediaan layanan untuk mengolah limbah minyak dari kegiatan perkapalan dan pelabuhan sehingga dapat mengurangi potensi pembuangan limbah secara ilegal di laut," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Dalam kunjungannya tersebut, Luhut juga melihat berbagai fasilitas pengolahan limbah cair dan padat berupa Sludge Storage, Processing Pit, Power Generation System, Emergency Generator, Oil Storage, dengan kapasitas untuk mengolah limbah minyak sebesar 40 MT per hari.
Luhut berharap realisasi investasi BSSTEC senilai Rp1,8 triliun untuk fasilitas tersebut bisa memberi dampak ganda bagi perekonomian sekaligus membuka lapangan kerja baru. Total rencana investasi BSSTEC sendiri mencapai Rp7,2 triliun.
"Saya berharap bahwa realisasi investasi PT BSSTEC bernilai sekitar Rp1,8 triliun dari rencana total investasi Rp7,2 triliun ini bisa membawa angin segar bagi tumbuhnya perekonomian kita yang telah terdampak oleh pandemi Covid-19," katanya.
Beroperasinya fasilitas pengolahan limbah itu juga diharapkan mampu menampung tenaga kerja di sekitar Batam sehingga memberikan dampak pada pengurangan pengangguran yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendatangkan devisa bagi negara.
Pada akhir kunjungan di PT BSSTEC, Luhut kembali berpesan kepada seluruh kementerian atau lembaga terkait lainnya untuk menjaga iklim berusaha di kawasan Batam menjadi lebih kondusif dan mendorong lebih banyak lagi investasi dengan memberikan layanan terbaik bagi para investor.
Baca juga: Pencemaran limbah minyak hitam terjadi hampir tiap minggu di Bintan
Baca juga: Limbah minyak cemari pantai Pulau Batam
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021