Jakarta (ANTARA News) - Presiden AS ke-44 Barack Hussein Obama, dalam pidato setelah pengambilan sumpahnya oleh Hakim Agung John Roberts di Capitol Hill, menyatakan dia akan memimpin AS dengan tidak membuat rancu persoalan keamanan dengan prinsip-prinsip AS yang mematuhi aturan hukum dan hak asasi manusia.

"Prinsip-prinsip itu tetap menyelimuti dunia dan kita tidak akan menyerahkannya demi keuntungan (bisnis) semata," kata Obama.

Obama memesankan ini tidak hanya pada bangsanya, namun juga ke seluruh warga dunia, dari kota-kota besar seluruh dunia sampai desa kecil dimana ayahnya dilahirkan di Kenya.

"(Mereka) tahu bahwa Amerika adalah teman semua bangsa dan semua pria, wanita dan anak-anak yang berupaya menggapai masa depan perdamaian dan martabatanya. Dan kita siap memimpin dunia sekali lagi," katanya.

Obama berujar, generasi Amerika lalu telah menghadapi bahaya fasisme dan komunisme, namun untuk menghadapi itu mereka tidak hanya dengan menggelar rudal dan tank, namun juga dengan membangun aliansi yang kuat dan sanksi yang kekal.

"Mereka (generasi AS sebelumnya) mengerti bahwa kekuatan kita sendiri tidak dapat melindungi kita, tidak pula itu mengantarkan kita pada yang kita inginkan. Sebaliknya, mereka tahu bahwa kekuatan kita berkembang lewat penggunaan kekuatan secara hati-hati; keamanan kita berasal dari benarnya tujuan kita, kekuatan dari teladan kita, kualitas watak rendah hati dan pengendalian diri," katanya.

Dipandu oleh prinsip-prinsip itu, demikian Obama, Amerika bisa mengatasi ancaman-ancaman baru yang menuntut upaya, kerjasama dan pemahaman antar bangsa yang lebih besar.

"Kami akan mulai secara bertanggungjawab menyerahkan Irak pada rakyatnya dan menempa perdamaian yang sulit dicapai di Afghanistan. Dengan para sahabat dan mantan musuh, kita akan bekerja tanpa lelah guna mengurangi ancaman nuklir dan mengendalikan hantu planet yang memanas."

Obama menandaskan bahwa AS tidak perlu bersalah atas gaya hidup atau caranya mempertahankan diri. Pesan ini agaknya ditujukan pada kekuatan manapun yang menggunakan cara-cara teror dan membantai orang-orang tak berdosa demi tujuan politiknya.

"Kami katakan padamu bahwa semangat kami lebih kuat dan tidak bisa dipatahkan, kalian tak bisa mengakhiri kami dan kami akan mengalahkan kalian," tandas Obama.

Obama menyatakan, Amerika adalah bangsa kuat yang ditempa oleh pengalaman buruk semasa perang saudara dan diperkaya aneka bahasa dan budaya sehingga harusnya AS belajar untuk menciptakan perdamaian untuk kemudian memainkan peran sebagai pembawa era baru penuh perdamaian.

"Kepada dunia Muslim kami mengupayakan jalan baru yang lebih maju berdasarkan kepentingan bersama dan saling pengertian," kata Obama.

Sebaliknya, kepada para pemimpin dunia yang menanam konflik atau menyalahkan kemunduran bangsanya kepada Barat, Obama berkata, "Ketahuilahlah rakyat anda akan menilai anda dari apa yang anda bangun, bukan dari apa yang anda hancurkan."

Obama mengingatkan para penguasa yang korup sebagai kalangan yang berada di sisi gelap sejarah, namun AS siap membantu mereka jika mereka mau meninggalkan prilaku korup itu.

Obama juga menjanjikan bantuan penuh kepada negara-negara miskin, tidak akan membiarkan kesenjangan sosial terlalu lebar, dan akan berperanserta dengan bagian dunia lainnya dalam menjaga kualitas lingkungan.

"Kepada bangsa-bangsa yang menikmati (kekayaan) relatif banyak seperti yang kita (AS) nikmati, kami katakan kita tidak boleh lagi masa bodoh terhadap nasih buruk yang terjadi diluar perbatasan kita. Kita juga tidak boleh mengonsumsi sumber daya dunia tanpa memperhatikan dampaknya. Untuk dunia yang berubah, kita mesti berubah," kata Obama. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009